[RP] Underground Street

Lokasi : Pintu masuk Underground Street arah Municipal Building

Gelap, itulah yang ditakutkan Rejaku dan paling dibencinya dari tempat ini, selain gelap, tempat ini juga dingin, membuatnya agak malas kembali kemari.

Didalam kegelapan, dia menyalakan sebuah lampu kecil yang dibawanya, Shuuji dibelakangnya. Mereka berdua menyusuri jalan bawah tanah itu, yang dilapisi banyak tembok untuk menahan mutan yang bergerak didalam pasir.
"Shuuji... ayo... cepatlah..."

Lokasi : (sama kayak postingan di atas)

Ia kini berada di belakang Rejaku, menyusuri terowongan yang gelap itu. Ia senang pada kegelapan, tapi hanya satu yang ia tak suka, yaitu Rejaku menyuruhnya untuk cepat. Apa maksudnya itu? Memangnya dia siapa berani-berani menyuruhnya begitu.

"..."

Shuuji tak berkomentar. Ia hanya mengeluh dalam hatinya. Namun anehnya ia sama sekali tak memberontak. Buktinya, sampai saat ini ia masih mengikuti gadis itu. Kenapa? Karena sekarang mereka akan kembali menyusup ke Municipal, dan Shuuji, sama sekali tak tahu arah menuju Municipal dari terowongan itu.

Rejaku membaca peta yang dibawanya dalam kegelapan itu, peta di tangan kirinya, lampu di tangan kanannya. Dia belum terlalu hafal dengan labirin bawah tanah ini, jadi dia tetap berpegang pada peta di tangan kirinya. Forbidden Hunter seperti dia sebenarnya mampu menghafal jalan yang dilaluinya dengan cukup mudah, namun kekasihnya masih lebih baik dalam hal mengingat jalan daripada dirinya sendiri.

"Hmm... belok kanan..." bisiknya pelan. Kegelapan disitu agak menekan, mereka semakin dalam menyusuri labirin itu.

Shuuji tetap mengikuti Rejaku. Masih jauhkah? Sebenarnya ia tidak suka bila menggantungkan diri pada orang lain. Hal itu menandakan bahwa ia lemah, dan ia tidak suka itu. Namun, ia tetap mengingatkan dirinya sendiri kalau ini adalah keadaan darurat. Bila ia tidak mengikuti Rejaku, maka ia takkan sampai ke Muni karena tersesat. Atau bahkan ia malah akan tiba di Tokyo Tower maupun Fallen Palaces.

Ia sangat membenci kedua tempat itu. Terbuka dan sangat penuh cahaya.

Ia tetap berjalan, sesuai dengan petunjuk yang diberikan Rejaku. Mereka berputar-putar dan berputar-putar. Hingga akhirnya Shuuji merasakan sesuatu, sebuah aura sihir. Aura... sihir kekkai? Oh, ini pasti kekkai wilayah Municipal.

"Tunggu..." Ia kemudian menghentikan Rejaku dan berjalan menuju ke depannya. Ia mengangkat tangan kanannya ke udara, dimana telapak tangannya menghadap ke depan. Ia sedang mendeteksi, pengaruh kekkai.

Mendengar suara Shuuji, Rejaku berhenti berjalan. Tampaknya ia merasakan sesuatu, Rejaku juga merasakannya, sihir, aura sihir.

Dia lalu diam dan menunggu reaksi Shuuji terhadap sihir yang ada didekat mereka.