[FRP] At Mahora

"Syal? Ah..." Sky kemudian menarik Tsubasa ke sisi lain dari toko itu, di sebelah kiri di mana terdapat sentral rajutan jadi maupun yang belum jadi.

"Coba yang seperti apa, yang ini... ini... atau ini?" ia memerlihatkan tiga buah syal rajutan. Syal tersebut tidak terlalu tebal, hanya syal biasa yang dipakai anak muda sebagai mode. Kalau syal musim dingin pasti ukuran dan bentuknya lebih panjang dan tebal.

"Jadi Anda mau yang seperti apa?"

Sang pemilik toko itu menarik Tsubasa ke satu sisi toko. Disana ia disuruh memilih syal pilihannya.

Aah... Bodohnya Tsubasa.. Ia kan tidak mengerti hal seperti ini. Tsubasa menggaruk-garuk kepalanya, menunjukan ekspresi bingungnya. Ia tidak tahu mana yg harus ia pilih.

"Euh... Menurut anda.. kira-kira mana yg lebih baik?" Tanyanya pada sang pemilik toko. "Maaf... aku sama sekali tidak mengerti tentang hal begini..." Ujar Tsubasa kebingungan.

"Hng..." mendengar apa yang Tsubasa keluhkan, Sky jadi harus berpikir dua kali. Memang kadang-kadang ada juga sih pelanggan yang butuh masukan seperti ini.

"Menurut saya sih... yang mana saja bagus. Tapi mungkin kalau Anda mau yang lebih, Anda bisa memasukan HARAPAN di dalamnya," ia kemudian agak berbisik pada Tsubasa. "Kalau Anda menginginkannya maka syal-syal ini bisa difungsikan lebih baik sesuai pengharapan Anda."

"Eh? Harapan?" Tsubasa menatap pada sang owner. Harapan? Bagaimana caranya? Bagaimana mungkin hal itu berpengaruh?

"Harapan bagaimana? Bagaimana caranya?" Tanya Tsubasa sedikit tertarik.

"Tentu saja dengan SIHIR~" ucap Sky kemudian. "Spesialisasi toko ini adalah dapat membuat barang yang diinginkan seseorang memiliki kekuatan untuk mengabulkan harapan mereka, tapi tentu dengan bayaran yang sesuai," lanjutnya lagi menjelaskan.

"Kalau Anda mau, saya bisa membuat benda ini jadi lebih bermanfaat dari sekedar benda biasa," ucapnya kemudian.

"Ah... Haru-san...! Apa kabar?" Tanya Tsubasa ramah sambil menepuk bahu Haru.

Haru melihat orang yang menyapanya. "Ahh.. hai Tsubasa-kun.. Lama tak berjumpa..^^ Untuk apa Anda kesini? Apakah anda mengikuti saya karena kangen dengan saya? hahaha.. hanya bercanda Tsubasa-kun^^" Haru memang suka sekali bercanda, ia selalu jail pada teman-teman bahkan orang yang baru ia temui.

Lalu, Haru mendengarkan penjelasan Owner. Hmm... Haru menggaruk-garuk kepala. Baiklah, akan saya pajang benda ini. ucap Haru pada Owner. Setelah itu, ia kembali menyapa Tsubasa. Melirik Tsubasa sedang memilih syal, ia pun bertanya pada Tsubasa. Tsubasa-kun, Anda ingin membeli syal yah? Hmm... menurut saya yang warna ini cocok untuk Anda. ucap Haru setelah memilih beberapa syal. Tetapi... ada yang aneh pada wajah Tsubasa dan Owner. Sepertinya Owner merencanakan sesuatu... batin Haru.

Wah rasanya kedua orang itu sudah saling kenal, ya sudahlah... yang penting keduanya berniat membeli. "Ah baiklah... sesuai apa kata saya kan, benda itu dijadikan pajangan. Jadi apa ada lagi yang Anda inginkan?" tawar Sky pada Haru ketika pelanggannya itu sudah menentukan akan membeli apa.

Ia kemudian melirik Tsubasa yang masih bingung dengan syalnya, "Silakan tentukan Anda mau yang seperti apa," ucapnya lagi kemudian.

"Hmm... Anda menjual coklat kan? Saya ingin membeli sebatang coklat untuk dimakan diperjalanan nanti. Menurut Anda, mana ya coklat yang enak?" tanya Haru. Haru kebingungan memilih mana coklat yang enak karena semua terlihat menggiurkan bagi Haru.

Ahh... Saya akan menawarkan coklat ini juga pada Tsubasa-kun batin Haru. Ia pun segera mendekati Tsubasa. Tsubasa-kun... Apakah Anda mau coklat? Saya akan mentraktir Anda..^^ tanya Haru pada Tsubasa.

Sebelum Tsubasa menjawab Haru sudah berbicara lagi pada Owner. Owner... mungkin saya akan mengambil 2 batang. Hmm... itu pun kalau Tsubasa-kun mau... ucap Haru sambil melirik Tsubasa.

"Coklat?" Sky mengulang apa yang Haru minta barusan. Oh ya, tentu saja para coklat di tempat itu enak... beberapa di antaranya adalah coklat impor atau yang dibuat khusus oleh pegawai Mahora dengan sihirnya.

"Tentu saja, semua coklat di sini rasanya enak," penjual mana yang mengatakan barang dagangannya tidak enak? "Dan saya bisa memberikannya gratis karena Anda sudah membeli hiasan itu. Ambil saja," lanjutnya ramah. Ah ya, coklat-coklat itu memang terkadang diberikan dengan harga gratis kepada pelanggan yang telah membeli barang di toko tersebut.

Rienne yang sibuk belanja sudah membawa setumpuk barang-barang yang dia beli. dia tidak tahu itu apa, yang pasti dia mau membelinya.

"a...ano...Sky..."panggilnya. dia terlalu menumpuk banyak barang yang dia bawa sehingga pandangannya terhalang. saat keseimbangannya sudah hilang, dia menabrak seseorang dan terjatuh.

*bruk*

tepung yang dia bawa berhamburan dimana-mana, membuat sekelilingnya berwarna putih sempurna. "uhuk-uhuk-uhuk....ahhh!" jerit rienne saat melihat orang yanng dia tabrak. orang itu berwarna putih, layaknya hantu.

OOTe: ini baru rusuh =)) *digaplok*

OOTe: putih2 berarti Sky walau bajunya hitam *dilempar*
kena tepungnya yak ' 'a
---------------------------------------------------------------------

*Bruk!~ Bush~!!*

Seketika tiba-tiba saja hawa putih berbaur menyelimuti tempat itu begitu Sky sadar bahwa Vienne memanggilnya. Tadinya ia mau berbaik hati mengambilkan tas belanjaan yang ada di muka pintu toko tersebut. Tapi sayang, kejadian naas itu sudah terjadi dengan cepat.

"Uhuk... uhuk..." ia ikut terbatuk, namun segera terpelanting kaget karena mendengar jeritan Vienne. "Aaah ada apa? Kenapa?" dan begitu kabut putih tersebut hilang, tiba-tiba saja semua orang di tempat itu menjadi putih. Oh ini pasti karena tepungnya.

--sial

Hari itu -seperti biasa-, Sophie berkeliling dan tersesat denagn amat sangat sukses.

"Aduh..." Sophie tampak kebingungan, ketika dilihatnya sosok seseorang.

"Ah... Orang itu..." Sophie mengikutinya dari belakang, tanpa bisa mengingat siapa sosok yang diikutinya. Ia hanya tahu, bahwa ia pernah melihat sosok itu sebelumnya. Fleur hanya dapat mengikuti kemana Sophie pergi, tak memiliki kuasa untuk mencegahnya. Dilihatnya sosok itu masuk ke sebuah toko.

"Hum...." Sophie terdiam selama beberapa saat. Melamun di depan toko. Setelah lewat beberapa menit, ia memutuskan untuk masuk.

'Bush~'

Muncul kabut putih tebal dari dalam toko.

Sophie mengerjapkan mata. Seluruh tubuhnya jadi berwarna putih. Tidak hanya tubuhnya, seluruh tempat itu putih.

"Uhu...!" Fleur dengan gusar mengepakkan sayapnya, menyingkirkan debu putih menyebalkan itu.

Tsubasa-kun... Apakah Anda mau coklat? Saya akan mentraktir Anda..^^

"Ah...Terima kasih... kalau anda tidak merasa direpotkan..." Ujar Tsubasa. Yah.. Tsubasa memang tidak pernah menolak pemberian orang. Hmm.. lebih tepatnya tidak bisa menolak. Ia pun mengambil batangan coklat yg diberikan haru.

Tiba-tiba seluruh tempat itu berwarna putih. dari baunya... tepung. Ya, Tepung itu kini membuat tubuhnya berwarna putih. Uuh.... siapa yg menyebabkan kekacauan ini?

Sophie mendapatkan kembali kesadarannya. Ia melihat kesekeliling ruangan. Dan sosok yang diikutinya pun akhirnya berhasil diingatnya -setelah melihatnya dalam balutan debu putih yang menyelimuti seluruh tempat itu-

"Tsubasa... san ya?" tanyanya. Menghampiri orang itu. Masih berselimut debu putih dari ujung kaki sampai ujung rambut.

Rienne bangun dan menepuk-nepuk seluruh pakaiannya. "hua....kotor sekali....uh? Sky?" katanya memastikan kalau orang yang putih sempurna di depannya itu adalah Sky.

"huwa...maaf! Maaf! Maaf sekali! Akan kucoba membereskan semuanya!" serunya sambil membersihkan rambutnya. Setelah itu vienne muncul dan mengumpat.

"ugh...apaan nih? Dasar rie bodoh...hu.uh..." omelnya sambil mulai menyihir tepung-tepung yang berserakan.

"Ah iya tidak apa~" ucapnya sambil membersihkan diri dengan menepuk-nepukan tangan ke sana-ke mari. Sejujurnya ia agak risih dengan keadaan itu, tapi harus tetap ramah di hadapan para pelanggannya.

... "Oh sini biar saya saja yang membereskannya," ucapnya lagi kemudian menjentikan jari di tangan kanannya. Seketika sebuah simbol sihir tercipta di bawah kaki kereka dan... *bums~* para tepung itu mengambang dan masuk ke sebuah tempat yang Sky tunjuk dengan tangan kirinya di sudut ruangan.

"Ah... selesai. Siapa yang masih belum bersih?"

"Ah..." Seketika tubuh Tsubasa yg tadinya tertutup oleh tepung kembali bersih seperti semula. Wow... ternyata sang owner toko ini benar-benar seorang penyihir yg hebat. Dalam sekejap saja kekacauan yg ada langsung tuntas.

Tsubasa kembali menepuk-nepukan tangannya ke sisa tepung yg masih menempel di pakaiannya. Kemudian memperhatikan 'korban-korban' lain di sekelilingnya. Benar-benar bersih... Pikirnya.

Ah... Tsubasa hampir melupakan tawaran dari sang owner tadi. Memberikan harapan pada benda yg akan dibelinya. Hmm... apa ya? Tsubasa kembali mendekati sang owner.

"Tadi anda bilang cukup memberikan permohonan ke syal ini kan? Bagaimana cara pembayarannya? Aku... tidak membawa uang lebih kali ini..." Ujarnya ragu. Ia ragu apakah ia akan benar-benar mengikuti saran sang owner atau tidak. Tapi, tidak ada salahnya juga untuk mencoba.

"Dan saya bisa memberikannya gratis karena Anda sudah membeli hiasan itu. Ambil saja,"

Owner memang baik hati..!! pikir Haru dalam hati. Ahh... terima kasih Owner saya terima pemberian Anda^^ ucap Haru kemudian.

Insiden penuh tepung yang kemudian melanda toko ini... (halah) membuat semua orang panik, tentunya termasuk Haru.

"Ah... selesai. Siapa yang masih belum bersih?"

Haru melihat dirinya sendiri. Lalu sambil mendekati Owner ia berkata: "Owner, saya masih belum bersih" sambil menunjukan ke arah baju dan rambutnya.

"Owner, saya masih belum bersih"

Tiba-tiba ada yang menjawab pertanyaannya. Oh, itu Haru rupanya, memang agak kotor jika dibandingkan dengan yang lainnya. Sky kembali menjentikkan jarinya dan seketika tepung-tepung yang masih menempel kemudian terangkat dan masuk ke tempat yang ditunjuknya, berkumpul bersama tepung lainnya.

Sang owner kemudian melirik Vienne, "Ah Nona, sebaiknya Anda ambil tepung yang baru saja di sebelah sana," tawarnya pada Vienne, karena tepung yang sudah berhamburan itu pasti kotor.

"Tadi anda bilang cukup memberikan permohonan ke syal ini kan? Bagaimana cara pembayarannya? Aku... tidak membawa uang lebih kali ini..."

Lalu suara dari Tsubasa, "Oh... pembayarannya tentu saja dengan benda milik Anda yang memiliki harga sama dengan harapan tersebut," lanjutnya. Yah... begitulah kinerja di tempat ini.

Waahh... benar-benar bersih... terima kasih Owner... ucap Haru yang terpesona pada kehebatan Owner.

Hmm... Sepertinya tidak ada lagi yang kubutuhkan... Melihat Tsubasa yang belum selesai berbelanja Haru pun menghampirinya. Tsubasa-kun... Apakah anda sudah selesai berbelanja? Mari kita pulang bersama-sama... ajak Haru pada Tsubasa.

"Begitu...." Jawab Tsubasa. Ah... Tsubasa jadi berpikir untuk memberikan sebuah permohonan pada syal itu. Ia berbisik pada sang owner.

"Baiklah owner. Aku ingin melakukannya. Bagaimana? Apa yg harus kulakukan sekarang? Tanya Tsubasa penasaran.

Haru penasaran melihat Tsubasa yang sepertinya agak aneh hari ini. Tsubasa-kun, apakah Anda belum selesai berbelanja? Haru mengulang pertanyaannya.

Kalau dilihat-lihat toko ini memang agak aneh... (Haru baru menyadarinya sekarang?) Hmm... lagi-lagi ia tertarik dengan salah satu barang di toko ini... tapi... aku sudah tidak punya uang lagi... gumam Haru

Tsubasa-kun, apakah Anda belum selesai berbelanja?

"Ah.. belum. Ada sesuatu yg harus kukerjakan." Jawab Tsubasa sambil melirik ke arah sang owner. Tsubasa tidak tahu apa yg harus ia lakukan setelah ini. Ia masih menunggu jawaban dari owner.

Hupla...

Semuanya sudah bersih sekarang.

Sophie masih terbengong-bengong menatap keadaan di sekitarnya.
"Cepat sekali bersihnya..." Gumamnya tidak jelas. Lalu tersentak, seakan baru sadar sedang ada dimana.

"Ah... Aku harus segera pulang ya...." Ujarnya sambil mengangguk-angguk kecil. Melupakan sama sekali semua orang yang ada di ruangan itu, dan melangkah ke arah pintu keluar.

Gadis yang tidak jelas.

Pintu toko terbuka, dan Sophie melangkah keluar. Fleur menuntunnya pulang.

---------------------------------------------------
OOT: Jadi dia datang cuma buat kena badai tepung??
Ya ampun....

Vienne yang masih misuh-mishu sendiri mengggerutu sambil mengambil tepung yang baru dan mengambil kantung belanjaan di depan toko.

"dasar rienne bodoh! bisa-bisanya kamu melakukan hal bodoh seperti tadi hah?!" omelnya pada dirinya sendiri, ah, dirinya yang lain yang 1 tubuh dengannya. RIenne yang dimarahi hanya meringis ketakutan.

"ampun vie...hehehe..."ringisnya dengan nada ketakutan.

setelah mengambil semua yang mereka burtuhkan, Vienne kembali mendekati Sky. "maafkan Rienne tadi, dia yang menjatuhkan tepung-tepung itu..sekali lagi aku minta maaf.." katanya pada Sky