[RP] Municipal Basement

Introduction:

Municipal Basement adalah tempat yang terkunci bagi para penduduk Municipal Building apalagi untuk orang-orang di luar itu. Hanya orang-orang tertentu yang dapat masuk ke tempat ini, pemimpin dan wakilnya. Tempat ini menyimpan sumber air yang di dalamnya terdapat bulu sayap dengan energi spiritual terbesar.

Basement ini juga diam-diam dihubungkan dengan terowongan bawah tanah dari Third Distric di Shibuya.

___________________________________________________________________________________________________________

Hanya pemimpin dan wakilnya yang dapat memasuki tempat ini, walau kadang para Fighter diperbolehkan masuk juga.

Basement

Artheir Rolly tidak menyukai genangan air, ia pernah tercebur ke laut dan tenggelam karena itu ia menjaga jarak dari kubangan besar tempat sumber air itu berada. Mencoba mengalihkan pandangan ke tempat lain selain genangan air.

"Bisa-bisanya mereka menyimpan sumber air seperti kolam renang," pikirnya datar.

Tempat itu cocok untuk meditasi, setidaknya sepi dan tidak ada gangguan.

"Uh...uh? Aku menemukan jalan... Shuuji, ini jalan keluar!" katanya sambil berbisik, mereka berdua harus memutar, karena basement Municipal dijaga cukup ketat. Dan akhirnya mereka tiba di sebuah bagian yang sepi.

"Syukurlah... Shuuji... matikan pencahayaannya... tidak apa-apa, tapi kita harus diam-diam.

Mendengar kata-kata Rejaku, ia kemudian mematikan apinya. "Ini... Municipal?"

"Kurasa begitu... tidak ada salahnya kita hati-hati... oh ya, apa kau pakai jubah merah para Municipal...?" Rejaku memakai jubah merahnya, dan berjalan pelan keluar dari pintu rahasia yang menghubungkan basement Municipal, berada didepan Shuuji dan menuntunnya.

"Oh.."
Ia kemudian mengganti jubah biru dongkernya dengan jubah municipal, walaupun ia agak sedikit keberatan.

Ia melihat ada genangan air. Sebuah mata air. "Apa yang akan... Disini... kita lakukan?" tanyanya kaku.

OOT: emang dsuruh pke jubah muni ya??

"A...air...?" Rejaku melihat kedalam genangan air itu, dia melihat refleksi dirinya di genangan air itu, lalu diam sebentar, sebelum menyadari ada seseorang disana.

"Si...siapa itu?" tanyanya pelan pada Shuuji

Shuuji kaget dengan teriakan Rejaku. Ia kemudian menciptakan diagram sihir pada tubuh mereka. "Invisible..." katanya pelan.

Dalam sekejap tubuh mereka menjadi tak terlihat. "Ayo... Lebih ke dalam..."

Ia tak ingin dirinya dan Rejaku disangka penyusup, karena itu menginviskan dirinya dan gadis itu.

"Mata air itu.. Punya kekuatan.." katanya. Ia merasakan pancaran aura sihir dari mata air itu.

oot: wat? daku ga teriak -.-a ya sudahlah.

=================
"Uh...lebih baik kita segera keluar dari basement ini menuju dunia atas... secepat mungkin... air ini... dan, aku merasakan ada seseorang disini..." kata Rejaku pelan, sebuah aura terasa menekan, aura seorang penyihir kuat, mungkin.

Shuuji juga merasakannya, aura sihir yang sama dengan dirinya. Mungkin itu pemimpin mereka. Ia juga merasa bahwa ia dan Rejaku harus segera berada di atas. Dengan begitu mereka akan lebih mudah untuk melakukan pendekatan.

"kau tahu... Jalannya?" tanyanya.

Ah, tempat ini menyebalkan. Gelap, lembap pula. Toilet di hotel bintang lima bahkan jauh lebih baik. Nemui, dengan kain jubah merah bertengger dibadannya, tengah berdiri diatas tanah berbatu markas Municipal. Tepatnya, di bawah tanah. Dengar dengar tempat ini dipakai untuk menyimpan air. Yah, padahal tempat penting, tapi tidak ada penjagaan sama sekali. Cuma sekedar bongkahan batu yang menghalangi pintu masuk, dan beberapa genangan air disepanjang jalan. Jadi, itulah keadaan yang tergambar dimata Nemui.

Basement terlihat kosong. Tidak, salah, Nemu belum memantau ruangan dalam. dilihatnya seorang pemuda kecil sedang sibuk mengeluh, didepan kolam air. Ah, itu Rolly.
"Err... Rolly, kau disana?", sahut Nemu, memastikan.

---

OOT: Nemu ga liat Shuuji dan Rejaku.

Shuuji--yg invis kemudian merasakan kehadiran seseorang lagi. Dan benar saja, seorang anggota Municipal lainnya tiba di tempat itu--dan tampak mengeluh.

Aura spiritual yg dipancarkan orang itu tidak sekuat orang yg sebelumnya, setidaknya itu yg ia rasakan.

"Ayo..."
Akhirnya ia mengajak Rejaku untuk segera keluar dari basement itu tanpa ada seorang anggota Municipal yg menyadarinya. Mereka berencana untuk berpura-pura datang dari perbatasan dan tersesat di Municipal ini. Sehingga kemudian, melakukan pendekatan pada orang-orang Municipal maupun orang-orang yang tinggal di sekitarnya.

*****
OOT: ya iya dong! Kan lagi invis^^

"Baik, ayo" Rejaku yang masih membaca peta memimpin jalan keluar dari basement itu, basement itu dijaga beberapa orang di bagian luar, Rejaku berusaha berjalan tanpa suara.

"Baik...pelan...pelan..." bisik Rejaku lagi.

Rolly tergerak... ia merasakan ada aura lain di sekitarnya, pendeteksi panas yang dimiliki gedung Municipal mungkin bisa saja tidak bisa mendeteksi keberadaan sihir sehingga alarm bahaya tidak berbunyi. Hanya saja pemimpin satu ini tahu benar jika ada sesuatu yang lain, apalagi energi spiritual sebesar miliknya.

"Siapa di situ?" ia beranjak dari tempatnya melihat siapa yang datang.

...

Itu Nemui, yang mungkin sedang sama-sama mengecek tempat itu. Tapi yang Rolly rasakan lain, bukan energi spiritual milik Nemui melainkan sesuatu yang lebih besar dari itu.

"Nemu kau lihat sesuatu? Sepertinya ada orang lain di tempat ini," tanyanya seraya mendekati Nemui. Namun nampaknya Nemui tidak menyadari hal itu.

"Sial, nampaknya ada yang memakai sihir untuk menyembunyikan diri mereka. Bisa-bisa kita kecolongan," ucapnya pada diri sendiri.

Satu-satunya pintu keluar menuju ruangan atas di situ hanya ada satu, dihalangi bebatuan. Rolly kemudian menggerakan jarinya, sebuah tulisan mantera untuk membentuk panel sihir di sekitar pintu tersebut.

Kini tidak ada yang bisa keluar dari tempat itu, kecuali mereka yang keluar harus meledakkan panel tersebut dengan sihir yang sama kuatnya.

Akhirnya mereka tiba di depan pintu keluar dari besement itu. Namun, pintu itu dihalangi oleh bebatuan. Namun, terdapat panel sihir disekitar tempat itu.

Shuuji juga merasakannya. Aura sihir yang sangat besar terpancar dari panel tersebut. Dengan cepat ia menyimpulkan bahwa orang yang memancarkan aura sihir yang sangat besar sebelumnya, telah memasang panel sihir ini. Mungkin orang itu menyadari keberadaanya. Ia kemudian terdiam.

"Kau... menyingkirlah sedikit..." suruhnya pada Rejaku.

Ia lalu mendekatkan telapak tangannya ke arah batuan itu--sekitar 1 cm jarak sisanya. Ia memejamkan matanya, berusaha merasakan aliran gelombang sihir yang mengalir di panel tersebut. Ia menemukan titiknya.

Tiba-tiba tercipta sebuah diagram sihir di antara tangan Shuuji dan permukaan batu itu. "Destroy..." serunya pelan. Aliran gelombang sihir yang ia rasakan tadi bercahaya. Setelah membentuk suatu diagram, panel sihir itu meledak seketika.

Ia lalu segera menyingkirkan batu itu. Kemudian mereka segera keluar dari basement tersebut. "Uhuk... Uhuk..." ia terbatuk lagi.

Sebuah ledakan... dan sebuah perangkap...
"Penyusup!!" teriak Rolly. Ia lalu mengaktifkan sistem alarm milik Municipal yang segera mendeteksi panas dari para penyusup tersebut.

Kini fokusnya hanya tertuju pada penyusup tersebut. Walau sekilas mereka memakai seragam Municipal Building namun tetap saja tidak ada yang boleh secara diam-diam masuk ke tempat itu.

Rolly kemudian mengejar orang-orang tersebut, Shuuji dan Rejaku. Kecepatan larinya memang tidak seberapa, tapi magic-cast-nya lebih cepat dari siapapun.

"Fire Wall!!" ia meng-cast fire-wall, seketika tembok api menghadang Shuuji dan Rejaku di tempat berlabirin itu.

Bukan hal yang mudah untuk keluar dari basement yang berbentuk labirin ini.

Mereka ketahuan.

Shuuji menyadari bahwa dirinya masuk perangkap. Ia segera berlari, dan kemudian pengaruh invisible lenyap. Ia merasakan seseorang yg memancarkan aura sihir yg sangat besar--sama seperti dirinya, mengejar mereka berdua.

Tiba-tiba, Shuuji dikepung oleh kobaran api. Tanpa basa-basi ia segera menciptakan diagram sihir--tanpa menggerakan tangan sekalipun. "Frezee..." serunya dan semua api itu membeku menjadi es.

Ia lalu menendang bongkahan es itu dan menghancurkannya. Ia segera menarik tangan Rejaku tanpa permisi dan segera berlari.

Setelah itu ia membalikkan badannya, mengacungkan tangan kanannya. "Holy Flame..." tiba-tiba terciptalah diagram sihir yang menciptakan kobaran api hijau-biru. Api itu menutup jalan di belakang mereka untuk mencegah kejaran Rolly.

Mereka kembali berlari, dan tak lama kemudian menemui jalan buntu.

Sambil memegang tangan Rejaku dgn tangan kirinya, tangan kanan Shuuji menyentuh lantai. "Teleport..." kemudian terciptalah diagram sihir yang segera menteleport mereka menuju tempat lain di daerah Municipal Building.

Sisa-sisa aura sihir Shuuji masih terasa di seluruh tempat labirin basement itu--tempatnya tadi berlari.

Di Sebuah kamar disana sang Nona Vampire kecil ini sedang baru bangun dari tidurnya ingin menjenguk adiknya--Natsuki. Mata yang berwarna ungu itu sepertinya terlihat lebih merah karena dia sedang mengantuk. Rambut yang panjang dan hitam pun berantakan karena baru selesai pergi dari dunia mimpinya. Sebelum menjenguk, Gadis ini merapihkan semuanya dan mengambil mantelnya lalu pergi dari kamarnya.

Saat beberapa langkah keluar dari kamarnya, alarm peringatan adanya penyusup berada di Municipal Building ini--tepatnya berada di Basement tempat penyimpanan air berada. Nanase tanpa berpikir apapun langsung pergi menuju Basement.

DIsana sudah ada Leader dan vice leader yang satu lagi. MEreka sepertinya menahan seseorang yang mempunyai kekuatan yang cukup besar. " ROlly ! Kemana mereka? Akan ku cari kau ikut lah melawan mereka! Biarkan nemui menjaga Air ini! " kembali dari Basement menuju penyusup berada. " Kalian ! "

Rolly menghentikan larinya setelah semburan Holy Flame mengarah padanya... belum terlambat, kemudian ia merentangkan tangannya "Shield!" sebuah panel sihir kembali tercipta, membungkus dirinya dengan tameng sihir dan melenyapkan api hijau-biru tersebut.

Sang pemimpin kemudian memasang alarm peringatan sekali lagi, dan kini semua pintu menuju labirin dan keluar dari labirin itu tertutup. Tidak lupa dengan panel sihir agar penyusup yang menggunakan sihir itu benar-benar terkunci dalam labirin.

"Ini petak umpet namanya..." komentarnya.

...

Dan kemudian Nanase datang, "Ah baguslah kau segera datang. Labirin ini sudah kukunci jadi mereka tidak mungkin kabur sekalipun dengan sihir yang menyeimbangiku." Ia memberikan informasi pada Nanase.

"Sekarang kita berpencar, pendeteksi panas akan mencari keberadaan mereka. Kalau mencurigakan habisis saja!" perintahnya kemudian.

Setelah mengikuti apa yang dikatakan oleh sang Leader, Vampire mendeteksi mereka melalui pendeteksi panas. Akhirnya tidak sia-sia Rolly berbuat seperti itu. Nanase lebih mudah mencari.

" Kalian! Akan ku bunuh ! " Langsung menyerang tanpa nerpikiran apapun dengan cepat. " Rolly! Nanase sudah temukan " sambil menyerang mereka yang telah menyusup ke MUnicipal Building ini.

Panggilan Nanase kemudian membuat Rolly kembali bergerak. Ia cukup hafal dengan area labirin yang pernah menjadi tempatnya berlatih bersama gurunya dahulu.

Ia segera mendekati Nanase, kemudian melihat targetnya... nampaknya mereka pernah bertemu sebelum ini... menurutnya.

"Tahan mereka, jangan dibunuh," perintah lanjutan.

Shuuji kaget, Teleportnya sama sekali tidak bekerja. Ia tetap berada di tempat yang sama.

Shuuji terdiam sejenak, ia berpikir keras. Jangan-jangan ada panel yang mengurung mereka di labirin itu. Tak lama mulai terdengar suara yg semakin dekat. Ia melihat seorang anggota Muni menemukan mereka.

*Nyuut* tiba-tiba dadanya terasa nyeri. Ia memegang erat dadanya.

Akhirnya ia menemukan sebuah cara, yang sangat berbahaya. "Apa boleh buat..." ia memegang erat tangan Rejaku, kemudian mengacungkan tangan yg satunya. "Forbidden magic! Changes form.. Void!!" ia menciptakan sebuah kekosongan, menyebabkan panel yang melindungi jalan keluar itu berlubang, suatu ketiadaan.

Melalui lubang itu, Shuuji kembali kabur melalui teleportnya. Mereka berhasil kabur.

" Rolly mereka kabur! " mata yang ungu itu dalam sekejab berubah menjadi kuning keemasan. Vampire kecil ini merasa kesal karena tidak sempat untuk menahan mereka berdua. " lalu bagaimana? Nanase akan mencarinya " sambil berlari dengan cepatnya mencari penyusup itu.

OOT: sebelum ada kata Out berarti kaburnya masih di basement2 aja yaa~
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Target mereka menghilang lagi, ini permainan kejar-kejaran yang cukup membosankan. Setidaknya itulah yang sedang Rolly pikirkan. Ia terdiam sejenak. Panel sihirnya tidak mungkin bisa mengeluarkan mereka dari sini walaupun dengan kekuatan yang lebih besar.

"Mereka masih di sini, cari lagi!" perintahnya.

Rolly kemudian mengejar target menggunakan instingnya untuk merasakan keberadaan energi spiritual yang terus mengambang. "Oh... mereka bersembunyi," ia menyadari sesuatu kemudian mulai menggunakan tongkat sihirnya.

"Sickle!" tongkat itu berubah menjadi sebuah busur di bawah naungan energi bulan. "Keluarlah kalian, dissillusion!" ia menarik sebuah anak panah invisible yang kemudian memecahkan ruang kosong yang Shuuji ciptakan untuk menyembunyikan diri mereka.

Energi sihirnya semakin terasa, kemudian Rolly bergegas mendekatinya.

" Kalian! Akhirnya! " karena Bantuan Rolly nanase langsung menemukan mereka berdua kembali lalu menahannya smpai mereka tidak bisa kabur kembali. Penyusup ini bisa kabur karena salah satu dari mereka mempunyai kekuatan yang hampir sma seperti leader di sini.

" jadi mau di apakan? " sambil menahan mereka untuk tidak bisa kabur kembali.

"Tangkap yang satunya... biar si pengguna sihir aku yang urus," ucapnya cepat sembari bergerak untuk meringkus.

Ia menggunakan panel sihirnya kembali untuk menjaga agar Shuuji terkurung dalam panel tersebut. Setidaknya ia tahu bahwa Wizard ini memang memiliki kemampuan yang tinggi, tapi ia bisa mati jika Rolly menggunakan jurus utamanya.