[RP]Melody of Full Moon [CLOSED]

Setting: di depan kamar Nanase *sudah minta ijin PM Nanase*, malam hari, bulan purnama.
OOC: Open only for Hieru and Nanase.

<hr>

Oke, bosan di kamarnya terus menerus, salahmu juga karena kau lebih suka mengurung diri membaca buku saja kerjaanmu. Padahal sesekali bersosialisasi dengan orang lain kan tidak cukup buruk Hieru, kalau tidak begitu dia pasti memutuskan untuk berjalan-jalan tak tentu arah ke tempat yang tinggi, tapi mengingat-ingat kalau dia cukup jarang bertemu dengan tunangannya dikarenakan tunangannya itu menjabat sebagai vice leader municipal building ini membuat Hieru lumayan rindu juga dengan gadis yang mungkin akan menjadi istrinya di kehidupan masa depannya nanti. *halah*=))

Dan disinilah dia sekarang. Agak ragu juga mau masuk atau tidak ke dalam mengingat sifat tunangannya yang agak bad temperament itu, yah tipikal putri memang sih ya, apalagi sekarang sudah malam, bukan tata krama yang bagus sebenarnya untuk berkunjung ke rumah seorang gadis malam-malam, tapi bagaimana lagi? Sekadar mencoba tidak apa-apa kan? Hieru sendiri juga masih merupakan keturunan vampire murni dari pihak kakek ayahnya, karena pernikahan antara ibunya yang masih keturunan vampire bangsawan, bukan murnilah yang menyebabkan darah dalam Hieru adalah bukan darah keluarga bangsa vampire murni asli. Tapi kenyataan itu bukan hal yang masalah dengannya karena bagaimanapun juga karena hal itu jugalah yang menyebabkan dia bsia bertemu dengan Nanase, gadis yang sangat dicintainya saat ini.

Walau kalau boleh dikatakan secara jujur, Hieru pada awalnya tidak terlalu menyukai Nanase, menganggap gadis itu sangat manja, pertunangan mereka juga hanya sekadar pertunangan yang biasa kita sebut pernikahan politik hanya untuk memperkuat hubungan kerjasama anar dua keluarga, keluarga Hieru dan Nanase yang memang memiliki sejarah hubungan kerjasama yang terbilang sangat kuat. Generasi mereka turun-temurun banyak yang dijodohkan seperti Hieru dan Nanase saat ini.

Hah? Untuk apa juga dia mengingat-ingat sejarah keluarganya dengan keluarga Nanase? Sekarang hal itu sudah tidak penting lagi semenjak ia memutuskan untuk meninggalkan rumahnya juga mengikuti Nanase, bermaksud melindunginya mendengar dia diserang oleh vampire hunter sialan itu. Lain kali jika bertemu dengan vampire hunter yang telah menyerang Nanase dan Natsuki, adik Nanase itu, Hieru tidak akan segan-segan untuk mungkin menyiksanya dengan kejam, sepantar dengan perbuatan yang dilakukannya dengan Nanase waktu itu.

Ok, stooop!! Sekarang bukan saatnya untuk itu, sekarang adalah saatnya kau mengetok pintu, bersiap menyambut sambutan tunanganmu seperti biasanya. Jadi, tangan Hieru sekarang bergerak ke arah pintu kamar gadis tunangannya itu, mengetuk beberapa kali dan menunggu jawaban dari dalam. Semoga saja Nanase ada di dalam, kalau tidak ada? Lanjutkan dengan acara jalan-jalan ringannya mungkin? Jalan-jalan di hari bulan purnama muncul seperti ini juga tidak cukup buruk, malah hal itu adalah saat-saat yang menyenangkan bagi Hieru.

Timeline: Sebelum RPU.

---

Ngantuk. Serius, sangat ngantuk. Apa ya yang terjadi tadi siang? Ungh, perasaan hanya menjenguk Natsuki lalu berburu. Hanya itu. Tidak seperti biasanya sudah lelah pada malam hari. Harusnya lebih mempunyai energi yang lebih banyak. Tsk, sial. Kenapa akhir-akhir ini menjadi sering lelah? Tidak di Tokyo, tidak di Crysanthenum, sama saja. Disuruh-suruh, terkurung, dan tidak bisa bebas. Coba kita bedakan perbedaan kedua dimensi ini. Jika Crysanthenum, disana Nanase masih bisa merasakan darah cukup segar dan melihat pemandangan penuh bunga--walau pada akhirnya akan dihancurkan jika ketahuan dengan ayah sialan itu. Tetapi di Tokyo, meminum dan makan dengan daging yang kurang sehat, harus berburu dahulu, melihat pandangan saja hanya yang terlihat pasir dan bangunan yang sudah runtuh--pemandangan merusak mata, rite? Walau begitu, disini Nanase tidak dikurung diruangan pengap, sempit, gelap dan semacamnya--hanya terkurung tidak bisa keluar dimensi. Ah--mengingat lagi. Tsk, peduli setan.

Merasa rindu dengan seseorang. Siapa dia? Natsuki kah? Tidak, karena baru sepuluh menit yang lalu menemuinya. Hm--Hieru? Tsk, tunangan. Tapi benar juga. Sudah lama tidak bertemu dengan tunangannya. Sejak sibuk berburu--karena wakil ketua jadi harus berburu demi penghuni Municipal--tidak pernah bertemu kembali dengan Hieru atau temannya, Lioret. Ungh--sudahlah. Mengapa harus mengingat kejadian kayak gini? Tak ada guna.

--ada yang datang.

Ada seseorang sedang mendekati Kamar Nanase. Insting cukup kuat untuk merasakan kehadiran orang. Manik violet berubah menjadi kuning keemasan dan cakar keluar bersiap-siap menyambut kedatangan orang tersebut. Suara ketukan pintu terdengar sampai telinga Nanase. "SIAPA?! MALAM-MALAM BEGINI!" sudah siap cakar untuk menyerang.

---

OOC: maaf telat nakama TT^TT dikit lagi rep nya. . Pakai hape. .

Ok menunggu sebentar..

Tiba-tiba terdengar suara teriakan, tidak ramah tentunya dari arah dalam kamar.

Wow! Sambutan yang heboh seperti biasanya ya Tuan Putri, sedang bad mood-kah? Mungkin memang sekarang bukan saat yang tepat untuk berkunjung ke kamar seorang tunangannya ya, tapi sudah sampai di depan begini, apalagi Hieru jarang mendapati Nanase ada di kamarnya, sering pergi keluar karena berbagai macam urusan, coba Hieru bisa membantu tunangannya itu walau hanya sedikit.

"Nanase ini aku, Hieru, bolehkah aku masuk?"

Sebenarnya ingin sekali Hieru langsung mendobrak masuk ke kamar gadis tunangannya itu, tapi itu tidak sopan, keluarganya tidak mengajari Hieru tata krama macam itu, padahal datang ke kamar seorang gadis malam-malam seperti ini saja sudah cukup sebagai salah satu larangan dalam tata krama yang diajarkan keluarganya, tapi bagaimana lagi, seperti yang tadi telah dikatakan, sudah tanggung dna kebelet rindu? Semua diseruduk saja deh.

Merasakan sedikit hawa pembunuh dari dalam, memang selalu siaga seperti biasanya ya Nanase, jangan-jangan di dalam dia sudah mengubah warna matanya menjadi emas dan memperpanjang kukunya lagi? Mungkin memang menunggu Nanase yang membukakan pintu adalah pilihan yang tepat untuknya sekarang dibandingkan langsung masuk saja, berbahaya, begitu-begitu Nanase cukup kuat dan lincah, bisa-bisa nyawa Hieru juga terancam nanti.



OOC: Ndak papa, maaf juga sedikit ya, menunggu Nanase membukakan pintu *halah*

Siapa pula malam-malam begini? Menganggu kedamaian dunia Nanase saja kau. Ingin beristirahat malah diganggu dengan seenaknya pula. Benar-benar menyebalkan. Siapa sih dia? Kalau Rolly atau orang semacamnya dalam sekejab Nanase akan tusuk orang itu. Cih, benar-benar menganggu. Beristirahat! Itu yang diinginkan sekarang. Bukan kedatangan orang aneh ke Kamar putri Vampire. Malas sekali meladeni nya.

Bah, Hieru--

--kebetulan sekali. Ck.

"Apa sih?! Malam-malam sekali kesini!"

Kelakuan buruk jika mengunjungi kamar seorang perempuan pada malam hari bukan? Hieru--kau seorang bangsawan. Jaga kelakuanmu, please? Ah--susah juga punya tunangan seperti ini. Oke--tidak Natsuki dan tidak Hieru. Mereka sama saja. Keduanya harus sering ditemui setiap hari atau kayak gini jadinya. Ditemui malam-malam, ah--menganggu saja kau. Yah--biarlah, sekarang mendapatkan objek bagus untuk diajak berbicara. Daripada tidur juga, Sekalian iseng dikit tidak apa-apa kan? Hihi.

"Jika mau masuk, bawain aku darah!! Jangan mutan--" berbisik sedikit, "--jijik, hihi"

Entah makin hari, makin saja Nanase menjadi suka jahil kepada orang-orang. Ini sudah diluar sifatnya. Mungkin otak tidak berfungsi jalan ya? Ukh, sebaiknya harus cepat-cepat diperbaiki ini pikirannya. Mungkin dengan datangnya Hieru, sifat Nanase bisa kembali semula. Benar? Coba saja.

"Ya, sudah. Masuk saja. Yang tadi bercanda" sedikit terpaksa, tapi apaboleh buat.

Nah benar saja kan? Baru pertama saja sudah dimarahi seperti itu, haah sabar, sabar Hieru, bukankah hal seperti ini sudah biasa kau terima setiap hari dulunya, sama seperti darah segar yang sudah menjadi makanan umum bagimu hai vampire? Uh, kalau saja mereka berdua masih berada di kehidupannya yang dulu, pasti tindakannya saat ini sudah patut akan diberi hadiah berupa hukuman dari orangtuanya karena dianggap tidak sopan, apa boleh buat, disini kan bukan Crysanthenum juga, mengapa dia harus khawatir?

"Maaf, aku hanya ingin bertemu denganmu saja, apa itu menganggumu?"

Dengan suara yang ramah seperti menghadapi anak kecil, suara yang selalu ditunjukkannya kepada gadis tunangannya itu. Kali berikutnya ucapan Nanase sempat membuatnya terkejut, mencari darah segar terlebih dahulu sebelum dapat memasuki kamar Nanase eh? Sebenarnya tidak masalah bagi Hieru untuk mencarinya sih, gampang malah, tapi sekarang kan sudah malam, mangsa pun pasti pada berlindung di rumahnya masing-masing yang hangat kan?

Kalau begitu akan susah mencari mangsa-mangsa itu nantinya kan? Untuk sesaat hal itu sempat membuat bingung Hieru. Tapi untung saja suara Nanase yang berikutnya mengatakan bahwa yang tadi hanya bercanda dan dia memperbolehkan Hieru masuk ke kamarnya, untung saja, Hieru pun tersenyum dengan sikap tunangannya itu, ah tidak boleh, kalau kau tersenyum seperti itu bisa-bisa nanti Nanase ngambek, jadi segera ia hilangkan senyumnya dan segera menggerakkan tangannya untuk membuka pintu kamar Nanase.

"Aku masuk ya Nanase"

Hm? Menilik wajah tunangannya itu sepertinya keadaan Nanase sedang tidak terlalu baik, lelah mungkin? Hieru jadi lumayan khawatir, Nanase memang suka memaksakan dirinya, padahal sudah berkali-kali Hieru memperingatinya, tapi ucapan Hieru hanya dianggap lalu lalang saja, tidak apa-apa sih sebenarnya, tapi hal itu membuat kekhawatiran Hieru bertambah padamu kau tahu?

"Kau kenapa Nanase? Wajahmu terlihat lelah sekali, kau memaksakan diri lagi ya kali ini?"

Hieru berangsur mendekati tunangannya, mengelus lembut pipi putih Nanase, menatapnya khawatir, takut Nanase akan jatuh sakit, walau kalau dipikir-pikir agak mustahil saja mengingat entitas bangsa mereka yang terbilang kebal terhadap jenis penyakit yang bagi mereka hanya seperti kuman tapi bagi manusia bsia menyebabkan kejadian yang berbahaya.

Tuh, kan? Benar. Orang yang tidak diundang datang. Padahal baru saja--engh, kira-kira lima belas menit yang lalu--memikirkan lelaki yang telah ada di depan pintu kamarnya. Panjang umur kau, Hieru. Tidak sempat berpikir kalau yang datang adalah kamu. Ungh--cakar yang sudah keluar, kembali seperti semula dan manik emasnya berubah menjadi violet. Yah--gagal sudah deh mengerjai pemuda itu. Memang tidak baik mengerjain orang, jadi dihentikan saja sepertinya.

"Sudah tahu menganggu. Ya sudah masuk!"

Dengan perasaan yang tidak ikhlas mempersilahkan masuk. Lalu merapihkan mahkota hitamnya yang tadi sedikit berantakan sudah bangun dari tidurnya. Kedua gelas yang sudah mulai hampir menutup kembali terbuka dengan kedatang tunangannya. Baguslah--menghilangkan sedikit rasa kantuk.

"Apa? Mau tahu saja kau."

Dengan membalikkan badannya membelakangi Hieru. Sudah tidak suka jika sang tunangan mulai khawatir seperti dia adalah ayahnya. Apaan tuh? Peduli setan seharusnya mau seperti apa. Nanase saja tidak terlalu seperti itu pada, hem? Sembari mood sudah tidak baik. Ditambah lagi kedatangan Hieru. Bisa gila dalam sesaat.

"Aku tidak memaksakan! Aku bukan anak kecil lagi!"

Melempar bantal kepada Hieru karena kesal semua menganggapnya kalau Nanase hanyalah anak kecil yang selalu memaksakan diri. Padahal kan tidak. Semua tidak mau mengerti perasaan Nanase.

"Jika kamu kayak gitu lagi, sebaiknya keluar!"

Wah, wah benar saja, sepertinya kali ini mood sang tunangan benar-benar jelek ya, meskipun begitu untungnya Nanase masih memperbolehkan Hieru masuk ke kamarnya. Kali ini Nanase malah membalikkan badannya membelakangi Hieru. Ah, dia memang begitu, Hieru kan hanya mengkhawatirkan dirimu, bukan berarti dia menganggapmu masih anak-anak atau sebagainya, yah, Hieru sudah maklum dengan kelakuan Nanase itu sih.

"Ya aku hanya ingin tahu saja karena aku khawatir padamu, apa itu tidak boleh?"

Kali berikutnya Nanase melemparkan bantal, memang bisa ditangkap dengan mudah oleh Hieru tapi ternyata Nanase marah karena mengira Hieru masih menganggapnya seperti anak-anak sehingga muka pucat saja Hieru sudah menganggap Nanase memaksakan dirinya. Hieru menghela nafas, apa kali berikutnya dia akan diusir lagi? Sudahlah bukan itu juga urusannya kesini kan? Bukankah dia bertekad untuk melindungi tunangannya itu?

"Aku bukannya menganggap kau anak kecil lagi Nanase, hanya tidak ingin kau memaksakan diri, disini kau bekerja sebagai wakil pimpinan, sedangkan aku hanya society biasa, apa itu tidak membuatku bertambah khawatir padamu?"

Hieru mengambil tempat tepat di belakang Nanase, bantal tadi sudah dikembalikannya ke tempat semula, masih tersenyum sabar menghadapi kelakuan tunangannya yang seperti putri manja itu. Ah, mungkinkah Nanase sudah lelah sekali hari ini? Apa mungkin nanti Hieru pergi saja ya? Sepertinya sekarang bukan saat yang tepat.

Dalam diam, Hieru menatap punggung gadis tunangannya tersebut, mengelus lembut rambut Nanase, mungkin nanti dia akan dicerca lagi karena berbuat begitu, ah sabarlah Hieru. Kalau dipikir-pikir hebat juga untuk ukuran orang sepertimu yang terbilang luamayn egois di keluargamu dulu sekarang malah mau sabar sekali.

"Dari segi kekuatan kau masih lebih kuat dariku Nanase, hal itu membuatku khawatir karena aku tidak akan cukup kuat untuk melindungimu, aku hanya tidak ingin kejadian yang dulu terjadi, kalau memang aku menganggumu aku akan pergi dari sini"