[RP] Let's Dance

Tokyo Tower yang biasanya terlihat sedikit mencekam kini disulap menjadi sebuah hall besar untuk pesta merayakan hari ulang tahun Leader mereka. Karpet merah yang halus terbentang di koridor utama, sementara di bagian kiri-kanan koridor utama diberi bunga-bunga artfisial sebagai penghias. Meja-meja bundar yang dilingkari kursi diletakkan di berbagai tempat, untuk tempat duduk-duduk semuanya. Makanan prasmanan ditaruh di pinggir ruangan agar tidak mengganggu lalu lalang.

Haruki diam. Lagi dan lagi. Bukan ia tak ingin bersosialisasi. Ia hanya tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Keadaan seperti ini.. begitu tidak biasa untuk seorang Haruki.

Ramai. Banyak orang. Ia lebih terbiasa dengan kesunyian.

Dan sebuah suara dalam hatinya berkata,hei Haruki, kamu tidak mau sekedar bersenang-senang

Dan ia tahu persis jawabannya. Iya. Tapi bagaimana?

awkwkwk =)) Leader Wang ultah nih?? x33

= = = = =
Sakurano tiba di pesta itu dengan gaun hitam selututnya. Jika ditanya tentang model gaunnya itu pun, Sakurano tidak tahu harus menjawab apa. Kepribadiannya yang kekanakan membuatnya tak nyaman ketika memakai gaun ditemani high heels-nya dengan sedikit pulasan make-up dan aksesoris.

"Aku...malas~" gumamnya sendiri sambil mengambil segelas punch buah lalu mencari tempat duduk paling nyaman untuknya SECEPAT MUNGKIN.

Ia pun memperhatikan sekelilingnya yang tentu saja 'gemerlapan' membuatnya berkedip saja sehingga terlihat bodoh seperti anak kecil tersesat.

Intinya, ia bingung mau apa ditengah orang sana dengan dandanan begini. Orang lain pasti akan berpikiran aneh jika masih ada remaja 17 tahun yang masih berwajah 'chibi' dan sangat SANGAT childish sepertinya. Ia tertunduk muram, lain dari biasanya memang.

Ia merasa ada seseorang yang melihatnya. Orang itu merasa aneh mungkin,batinnya.
Ia mengangkat wajahnya untuk melihat orang-orang lagi.

Dan matanya menangkap sosok Haruki.
"Hng...Nggak berdansa disana?" Akhirnya ia memulai percakapan juga, tapi dengan cara yang aneh.

Gaun hitam yang menempel dengan pas di tubuh persocon itu entah mengapa membuatnya merasa risih. Belum lagi kacamatanya yang dilepas, ia menggunakan contact lens kini, sementara ia tak terbiasa sama sekali menggunakan contact lens.

Ketukan kakinya seiring dengan nada yang mengalun. Mungkin itu satu-satunya yang bisa dilakukan gadis berambut panjang itu.

"Hng...Nggak berdansa disana?"

Sebuah ucapan yang ditujukan padanya, dan ia tahu persis siapa yang mengatakannya.

"Bagaimana dengan anda, Vice Leader yang terhormat? Kurasa aku ingin menikmati pemandangan ini."

Bohong, itu bohong. Tapi aku bahkan tak tahu mau berbicara dari mana.

"Wah, ramai sekali," ucap Kaori sambil memandang suasana Hall Menara Merah yang megah itu. Ia terlihat manis mengenakan gaun warna ungu kesukaannya dengan hiasan bunga mawar pada rambut berwarna Magenta itu, belum lagi dengan model kacamata yang baru dibuatnya beberapa hari yang lalu.

Namun tiba-tiba Kaori terdiam. Susah baginya untuk mengenal anggota Tokyo Tower satu sama lain karena kekurangannya dalam bersosialisasi itu, walau ini adalah kesempatan yang baik untuk berkenalan dengan para anggota ToTo lainnya.

Sesaat matanya yang dengan bantuan kacamata cekung itu pun menangkap dua sosok wanita bergaun serba hitam. Mereka adalah Vice Leader ToTo, Sakurano, dan yang satu lagi--emm--seorang persocon yang baru ia temui. Siapakah namanya? Hem, ia pun baru ingin menanyakannya.

"H-halo.. Bolehkah saya ikut dalam pembicaraan?" tanya Kaori malu-malu, dengan pipi merah seperti tomat. "Ngg, kalau tidak boleh juga tidak apa-apa kok... Emm.."

Terlalu gugup, Kaori pun tak tahu harus berkata apa. Serius, ia kebingungan.

"Bagaimana dengan anda, Vice Leader yang terhormat? Kurasa aku ingin menikmati pemandangan ini." kata wanita yang mengenakan gaun berwarna sama dengan Sakurano.

"Hng... k-kurasa aku nggak berminat untuk melakukan apapun. Hahahaha.." Ia tertawa nyaris garing sembari sweatdropped.

"H-halo.. Bolehkah saya ikut dalam pembicaraan?" tanya Kaori malu-malu, dengan pipi merah seperti tomat. "Ngg, kalau tidak boleh juga tidak apa-apa kok... Emm.." Gadis itu tampak terlalu gugup dan kebingungan.

"Oh, boleh saja kok!" Balas Sakurano girang berlebihan seperti biasanya. "Cari aja tempat duduk paling nyaman menurutmu" kata Sakurano sambil menoleh kearah tempat duduk didekat mereka untuk mengajak gadis berambut pink itu ikut duduk bersama.

"Emm...sepertinya aku lupa lagi nama-nama kalian.Siapa nama kalian?" Tanyanya terlihat bodoh. Akhir-akhir ini syndrom pelupa hinggap padanya sehingga sering kali melupakan nama-nama anggotanya sendiri. Padahal seriap hari Sakurano-lah yang kurang kerjaan mengabsen mereka satu persatu.

"Emm...sepertinya aku lupa lagi nama-nama kalian.Siapa nama kalian?"

Kata sang Vice Leader, Sakurano Himeno. Haruki hanya bisa tersenyum kecil. Pasti cukup susah mengingat nama sekian banyak anggotanya.

"Namaku Haruki." kata Haruki akhirnya.

"Emm...sepertinya aku lupa lagi nama-nama kalian.Siapa nama kalian?"

"Ah, nama saya Kaori Tsukino! Umur 16 tahun, nomer absen 14..." ucapnya spontan tanpa berpikir. Nomor absen? Dia pikir ini sekolahan, perlu absensi segala apa? Ini pesta, nona Cardcaptor. PESTA!
Hem--ya sudahlah, toh biasanya Sakurano juga sering dengan rajinnya mengabsen para anggotanya.. Mungkin saja dia membutuhkan 'nomor absensi', mungkinkah?

Kaori pun membenarkan gaun ungunya yang berenda-renda itu kemudian duduk manis disamping Sakurano. Ia kemudian melirik Haruki, seorang persocon wanita yang berdiri disampingnya. Wah, sama sepertinya, tampaknya ia juga tidak banyak berbicara. Well, setidaknya ajak dia untuk sedikit bersenang-senang, benar?

"Nggh, nama anda Haruki, benar? Salam kenal, Kaori disini.." Ia pun mencoba bergaul dengan Haruki yang tampaknya sedang malu-malu itu. Yap, Kaori tak pernah sempat berkenalan dengan anggota ToTo lainnya kecuali dengan sang Leader dan kedua Vice-nya.

"Nggh, nama anda Haruki, benar? Salam kenal, Kaori disini.."

Senyum kecil tersungging. Sungguh lucu cara dia berbicara, pikir Haruki polos. Mengingatkan dia pada seseorang.

"Haruki," akhirnya ia berkata, "Salam kenal."

Nada ketusnya tetap tak bisa dihilangkan dari ucapannya, rupanya.

"Namaku Haruki." kata Haruki akhirnya.

"Ah! Iya! Aku inget! Haruki-chan. Iya iya" ia mengangguk-ngangguk sambil memekik, setengah berteriak yang tentu saja tak berdampak apa-apa dengan pesta meriah itu.

"Ah, nama saya Kaori Tsukino! Umur 16 tahun, nomer absen 14..." ucapnya spontan tanpa berpikir. Nomor absen? Dia pikir ini sekolahan, perlu absensi segala apa? Ini pesta, nona Cardcaptor. PESTA!
Hem--ya sudahlah, toh biasanya Sakurano juga sering dengan rajinnya mengabsen para anggotanya.. Mungkin saja dia membutuhkan 'nomor absensi', mungkinkah?

"Ah iya, aku inget juga kalo Kaori-chan! Tapi...nomer 14..ehm...hmm... bukannya..hmm..ah, lupakan, aku juga nggak inget betul kok" Gadis itu sweatdropped sendiri lagi.
Sakurano termenung sebentar melihat keramaian didepannya. Mereka cantik, tampan, dan anggun lagi. Fiuh~ Nggak kayak aku, kikuk gini~, ia menghela nafas.

Kemudian pandangannya kembali ke dua orang temannya itu.

"Nggh, nama anda Haruki, benar? Salam kenal, Kaori disini.."

Senyum kecil tersungging. Sungguh lucu cara dia berbicara, pikir Haruki polos. Mengingatkan dia pada seseorang.

"Haruki," akhirnya ia berkata, "Salam kenal."

Nada ketusnya tetap tak bisa dihilangkan dari ucapannya, rupanya.

Akhirnya mereka ngobrol, pikirnya. Soalnya sih mereka tampak gagu sejak awal tadi dan lagi, dari kelihatannya, mereka itu tipe orang yang sepertinya nggak supa banyak omong, begitu menurutnya. Sakurano kemudian kembali tersenyum menatap mereka berdua.

Ramai.

Seorang gadis berambut putih keperakan lurus, memakai baju ala gothic lolita, kemudian memasuki hall Tokyo Tower yang besar itu. Sang angel, Ruu, ditinggalkannya di kamar karena bukan saatnya untuk bertarung.

"Hari ini... Ramai sekali," gumam gadis itu sambil membawa sebungkus kado. "Leader Wang mana ya... Aku harus mengucapkan selamat dan memberikan kado ini." Tentu saja, ia ingin terlihat baik agar statusnya sebagai 'mata-mata' tidak ketahuan. Dasar.

Dan... BRUK!

Entah kenapa, hari ini gadis yang lebih akrab dipanggil Cae ini ceroboh sekali, ia menubruk sebuah bangku yang tentunya sedang diduduki oleh seorang wanita remaja bergaun hitam. Yeah, kau telah menubruk sang Vice Leader, Sakurano Himeno, mana menyenggol bahunya pula.

"Ah--maaf! Saya tidak sengaja!" ucapnya kalang kabut kemudian membungkuk meminta maaf. "Sakurano-san, anda tidak apa-apa?"

Rena gadis persocon yang selalu memakai kimono memasuki ruangan tokyo tower hall melihat banyak sekali orang di sana dan hanya ada beberapa orang yang dia kenal.ia pun melihat ke sekeliling sangat ramai "sebenarnya ada apa ini?" gumanya,rena melihat ada seorang gadis menabrak vice leader,sakurano himeno."ceroboh sekali orang itu " guma nya.

"Ah--maaf! Saya tidak sengaja!" ucapnya kalang kabut kemudian membungkuk meminta maaf. "Sakurano-san, anda tidak apa-apa?"

Seseorang menyenggol kursinya. Untung saja Sakurano tak jatuh tersungkur.

"Ah, eh, siapa??" jawabnya, masih limbung. Sepatunyalah yang membuat Sakurano sulit menjaga keseimbangan. Yah, gadis sepertinya kurang cocok memakai sepatu seperti itu, menurutnya.
"Ah, aku sudah tak apa-apa kok." jawabnya kemudian. Setelah dirinya sedikit lebih tenang.


Rena pun melihat ke sekeliling sangat ramai "sebenarnya ada apa ini?" gumamnya.

"Mungkin acara dansa akan segera dimulai, Rena-chan" ujar Sakurano yang mendengar ucapan Rena walau suasananya seramai ini. Masih syok karna tadi kursi dan juga dirinya hampir jatuh, ia kembali bertanya polos pada wanita didepannya ini "Rena-chan nggak berdansa?"