[RP] the 3rd ordinary

"serius! Itu untukmu. Kuberikan karena itu cocok untukmu. Tidak ada maksud. Hanya ingin memberi." claire meyakinkan venus.

"memang kau kira baju itu akan digunakan saat bertarung? Gaun itu akan dipakai sesuai keinginan nona venus." claire mengomentari theo dengan angkuh. Dia tidak terlalu suka pada theo. Menurut claire, dia itu seenaknya.

claire meminum teh itu sambil mengatakan terima kasih yang singkat dan kembali memasak.

Theo hanya mengangkat bahunya. "well...tapi segalanya bisa terjadi loh."katanya.

Melihat wajah claire yang terlihat kurang senang padanya, theo mendekatinya, memegang dagu claire, dan mendekatkan wajahnya pada claire. "hm...coba wajah ini bisa tersenyum. Pasti terlihat sangat cantik."bisiknya lembut. Dia memang ingin memecahkan kekakuan yang ada. Namun sepertinya caranya terlalu extrim.
_____________
OOT: yuuko ichihara versi cwo kah? =))

"Ummm... apa yang terjadi disini...?" Rejaku yang baru saja kembali dari tempat berburu, melihat ada ribut-ribut di markas 3rd District, dia melihat ke sekelilingnya dan mencari tempat duduk, lalu duduk dan melihat ke sekeliling sekali lagi, sampai akhirnya dia memutuskan untuk mengenang apa saja yang dilihatnya tadi.

Dia melihat Allan, yang sudah lama tidak dilihatnya, yang dia rindukan. Allan sekarang berada di Tokyo Tower, alangkah inginnya Rejaku kesana, namun segel dari Ralph pada dirinya menguat dan memberikan rasa sakit yang mendalam saat dia berpikir begitu.

Allan pun, sebenarnya sedang merasa sakit yang sama di matanya, karena mata kanannya juga adalah 'hadiah' dari Ralph.

"baiklah!" Claire tersenyum manis pada Theo tapi setelah itu dia langsung menepis tangan Theo dan mengacungkan belati padanya karena merasa kesal. Tiba-tiba saja kepribadian lain Claire muncul, 'si kakak'.

"jangan pernah menyentuhku, serigala! Atau aku akan mencincangmu! Jangan pernah mendekatiku dengan tangan kotormu!" Claire menatapnya dingin dan tajam lalu pergi menuju ruangannya.

Setelah itu Claire kehilangan kesadarannya dan pingsan di kamarnya.

"Hm..." Venus terdiam, ia tidak mood untuk termakan pujian orang lain. "Kau pikir aku tidak cantik dan dewasa jika tidak memakai pakaian yang lebih serius?" ia bertanya dengan nada ala-nya pada Theo yang tiba-tiba berkomentar. "Lagipula siapa yang membutuhkan baju untuk bertarung... aku lebih membutuhkan baju untuk tidur. Karena itulah pekerjaanku."

Venus selesai dengan kata-katanya kemudian ia memanggil Mine untuk menyimpan gaun itu. "Terima kasih ya," ucapnya pada Claire namun nampaknya gadis itu terlalu sibuk dengan Theo. Yah setidaknya Venus telah berucap dengan maksud yang juga baik.

"Ternyata orang-orangmu lumayan juga, Ralph."

Satu jam kemudian...

Shuuji terbangun. Ia lalu segera merapikan jubahnya, kemudian mencuci mukanya.

"Saatnya pergi.."

Setelah menyantap sedikit makanan, ia pun segera pergi, menuju terowongan bawah tanah.

[out]
to RP underground then to RP municipal basement

oot: sori majuin timeline seenaknya..^^;;

Setelah lama dia diam saja,dia ke atap. di atap dia melihat jauh ke arah tokyo tower. [indigo=indigo]"hm...apa sebaiknya aku menemui vienne ya?"[/color]. Lalu dia turun dan melangkahkan kakinya ke arah tokyo tower.

"ah..apa boleh ya aku bertemu vie ya? Tapi mungkin boleh kalau melihatnya dari jauh saja"gumamnya.
[out 2 RP ordinary days]
* * *
OOT: ikutan prgi juga ah..

Rejaku yang baru sadar kalau Shuuji akan pergi, buru-buru mengikutinya
"Shu...Shuuji! Tunggu aku..." dia keluar dari ruangan, lalu pergi ke jalan bawah tanah Municipal.

Hari berganti. Claire bangun tanpa tahu apa yang terjadi kemarin sore. Saat keluar, claire hanya melihat venus. Sepertinya yang lain belum pulang dari kegiatan mereka masing-masing.

akhirnya claire pergi ke dapur dan membuat sarapan. Lagi-lagi dia membuat terlalu banyak.

"kalian yang belum makan, ada makanan di dapur! Ambil saja." claire meneriakkannya ke sekeliling markas.

claire lalu pergi mandi dan mengganti bajunya. Hari ini baju lolita putih-pink dengan pita di bagian torso dan tangan yang melebar mulai dari sikut.

theo baru kembali dari ToTo. dia langsung masuk ke dapur dan membuat teh. "ahh...butuh teh....." katanya sambil membuat secangkir teh, untuk dirinya sendiri tentunya.

lalu dia melihat makanan di atas meja. "ara? siapa yang masak nih..jadi laper.."katanya. langsung saja dia makan. maklum, perjalanannya entah membuatnya lapar sekali.

"itadakimasu!"

Venus duduk di kursinya... masih dengan dandanan ala tidurnya, belum mandi, dengan piyama berupa kimono tidur dan mata setengah terkatup.

"Ah... Ralph, kau ini gila..." ucapnya melantur, sebagian dirinya masih ada di alam mimpi, belum sadar tapi sudah ada teh di tangannya.

"nona aneh..." claire berkomentar mendengar venus yang melantur.

claire pergi agak ke sudut dan di sana dia mulai bernyanyi. Sebuah nyanyian lembut dan menenangkan. Dia juga menari lembut mengikuti alunan musik.

Dan... kemudian Claire bernyanyi. Suaranya syahdu namun terdengar di telinga Venus seperti lagu nina bobo... ia terlelap, bagaimanapun juga Dream Gazer lebih mudah masuk ke alam mimpinya.

Namun... nampaknya pegangan tangan yang sedang merangkul secangkir teh hangat terlepas. Dan... "Kyaaa... panas!!" ia menjerit ketika tumpahan teh itu mengenai kakinya.

theo tersedak mendengar teriakan seseorang. untungnya, dia tersedak ketika selesai makan. setelah menaruh piringnya dan langsung minum, dia menghampiri sumber teriakan tersebut.

dia melihat venus di kursinya dengan rok yang terkena tumpahan teh. "ara..jangan tertidur dulu..teh itu masih panas..ah, sepertinya aku terlambat mengingatkanmu." katanya sambil kembali dengan cueknya ke dapur untuk mencuci piringnya. "suruh saja pelayanmu membereskannya. biasanya begitu kan?"

Venus melihat pakaiannya yang kotor dan dirinya yang berantakan. "Aaah..." ia hanya membuka mulutnya lebar-lebar. Ingin memanggil Mine namun kesadarannya belum 100%.

Ia lalu memegang kepalanya yang mendadak pusing, ya tentu pusing kalau cara tidurnya tidak benar seperti itu. "Aduuh kepalaku sakit... tanganku panas..." keluhnya berurutan.

"No...nona Venus? Anda tidak apa-apa...? Saya bantu bersihkan." Rejaku mencari lap seadanya dan membersihkan daerah sekitar tumpahan. Setelah selesai dia buru-buru pergi.

"Maaf... saya mau keluar sebentar..." setelah mengucapkan itu ia buru-buru keluar dari tempat itu, entah akan melakukan apa.

" hm... " tertawa. Riechle tertawa meelihat sang nona ini terkena teh panasnya. Itulah hukuman karena selalu mengatur orang, itu yang ada di benak lelaki ini. Seharusnya ketika ingin terlelap untuk tidur teh itu bisa di lepas dahulu tidak usah di bawa. Suara Calire membuat Venus tertidur dan di bangungkan oleh secangkir teh yang masih panas.

" Hati-hati, Nona " sambil tetap duduk saja.

theo kembali dari dapur dan duduk di depan pintu. dia mengeluarkan silver crest dan mulai mengasahnya.

ketika melihat riechel, theo menyapanya. "hai riechel, kalau mau teh, tinggal ambil saja di dapur. masih banyak kok. masih ada sarapan buatan claire juga. yah..siapa tahu kau lapar." katanya sambil tetap mengasah silver crest.

Shuuji akhirnya kembali dari petualangannya di Municipal Building. Ia kemudian segera memasuki bangunan distric dan menuju tempat favoritnya. Pojokan.

"Municipal... memuakkan..." serunya.

" Tidak terima kasih " sebenarnya Riechel akan haus darah tetapi dia terus tahan.

" apa yang kau asah? " bertanya kepada Theo.

theo menoleh ke arah riechel. "oh ini?" katanya sambil menunjukkan silver crest dengan bangga. "cantik kan? namanya silver crest. pedang kesayanganku. tidak bisa patah. wanranya keperakan pula...cantik sekali.."katanya.

lalu dia kembali mengasahnya lagi. setelah selesai, dia mengelapnya dan memasukannya lagi ke sarungnya. "huahm~ masih pagi tapi aku masih ngantuk. sebaiknya aku mandi dulu.." katanya sambil berjalan ke arah kamar mandi.

Rejaku datang setelah Shuuji, dia masih merasa kesakitan dari segelnya.
"*hosh...hosh...* Akhirnya sampai disini... *hosh*..." Dia segera mencari tempat duduk, lalu menariknya dan tertidur lelap disitu.

Theo baru saja selesai mandi dan mengganti pakaiannya. Lalu dia menengok ruangan tengah, dimana venus, claire, riechel, rejaku, dan shuuji berkumpul dan sibuk sendiri.

Dia kembali masuk ke kamarnya, mengambil jurnalnya dan biolanya, lalu naik ke atas atap.

Di atas atap, dia mulai menulis jurnalnya. "ok...tentang 3rd district..ah..lebih baik aku menuliskan kelebihan dan kekurangan mereka.."katanya sambil mulai menulis. Setelah menulis jurnalnya, dia kembali melihat daerah Tokyo tower. "hm...coba vie ada di sini..." katanya sambil mengeluarkan biolanya dan mulai memainkannya. Lagu yang indah namun tersirat kesedihan dan kerinduan yang amat dalam.

Claire yang mendengar suara biola langsung menari dan bernyanyi mengikuti irama biola.

lagunya memang sedih. Sesuai dengan perasaannya yang sedang sedih karena banyak hal.

"permainan yang bagus, theo." claire tersenyum.

Theo mendengar suara nyanyian claire. Dia menghentikan permainannya dan menoleh ke dalam dari atap lewat lubang yang ada. "claire! Ayo sini! Pemandangannya lagi bagus! Liat deh!" katanya. Ternyata di langit terlihat hujan meteor. Meskipun terjadi di siang hari, meteor itu bisa terlihat dengan jelas.

Dia kembali memainkan biolanya, meskipun temponya cepat, kali ini masih tersirat kesedihan di dalamnya.