[RP] Himeta's Boutique

Tama mengangguk, "Iya, tampaknya saya memang sedikit demam hari ini..." katanya sambil memegang dahinya.

Ia melihat ke arah Himeta. Himeta memang cantik, beruntung sekali lelaki yang memilikinya. Ia kemudian membayangkan Himeta bersama lelaki itu. Entah kenapa, ia tiba-tiba sedikit merasa kesal.

Kemudian ia sedikit memukul kepalanya. Hari ini ia merasa kalau ia sama sekali bukan dirinya. Dan hal itu juga membuatnya kesal.

===========================================
OOT: ukkh~ saya ngga tegaaaa!!

Sophie sedikit keheranan melitah tingkah Tamaki.

"Kenapa anda memukul kepala anda? Apa tidak sakit?"

Sophie lalu tertawa kecil, sesuatu yang jarang sekali dilakukannya.

"Anda orang yang unik yaa..."

====================================
Oot = Hayoh... Mesti tegaa... Hahahha...

Ia menoleh pada Sophie, "Entahlah, saya sendiri juga tidak tahu!"

Tama sedikit terdiam. "Saya unik dimananya?" tanyanya heran.

Oot: harus tega tama! Btw, claire nongol bentar ya!

claire masuk ke butik itu. Dia melihat banyak orang di situ.
"permisi! Aku sedang mencari pakaian lolita yang praktis agar bisa digunakan berburu." claire masuk dengan pesona dan kecantikannya.

"dulu aku pernah membeli beberapa gaun di sini, kalau tidak salah." tambah claire.

"kalian jangan hiraukan aku. Silahkan saja lanjutkan obrolannya."

"Unik... Untukku, orang yang dengan tanpa sebab memukul kepalanya itu unik.." Sophie tersenyum kecil.

Ia lalu melirik ke arah Claire yang baru saja masuk ke toko.

"kalian jangan hiraukan aku. Silahkan saja lanjutkan obrolannya."

"Ooh.. Baiklah..." Sahut Sophie.
"Aah..."

'Bruk'

Kebiasaan Sophie kambuh, sekarang ia jatuh tertidur ke pangkuan Tamaki.

=====================================================
Oot : Tama, nitip Sophie..! haha.

OOT: saya akan berusaha!!

=========================================

Tama kaget dengan kedatangan Claire yang tiba-tiba. "Ah iya, pakaian lolita, di sebelah sana!" serunya.

Ia kemudian menarik nafas. Entah kenapa, ia merasa sebagai seorang pekerja sambilan di toko ini.

Tiba-tiba sophie tertidur ke pangkuannya. Ia kaget, "Kenapa sophie-san tiba-tiba tertidur?" tanyanya heran. Ia lalu segera menggendong gadis kecil itu dan membaringkannya di sofa panjang.

"Gadis yang unik... lebih unik dari pada aku" pikirnya.

Allan dari tadi melihat-lihat baju di sekitar butik itu, sebelum akhirnya menanyakan.

"Himeta... apa ada kimono yang berwarna biru dengan corak garis putih bergelombang? Dengan obi berwarna putih... karena aku belum punya... ahaha... ada?"

Perhatian Tama kemudian teralihkan pada Allan.

"Oh, Allan-san, memangnya tidak ada di bagian kimono?" tanyanya. Ia lalu melihat-lihat kimono-kimono di bagian tersebut.

"Ah, ini ada Allan-san! Kimono yang Allan-san inginkan" serunya sambil memperlihat kimono berwarna biru dengan corak garis putih bergelombang, beserta obinya.

Benar, Tama merasa seperti seorang pekerja sambilan di toko butik ini. Ia sudah menghapal letak-letak pakaian-pakaiannya saat melihat-lihat ketika pertama kali masuk ke toko ini.

"Wah... ada... baiklah, aku beli ini... siapa tahu nanti kepakai, huhu." Allan merogoh saku bajunya, lalu teringat sesuatu.

"Tapi... bayarnya pakai apa...?"

"ah, ini baju yang kuinginkan. Tolong bungkus!" claire menghampiri meja kasir dan mengambil alat bayarnya.

"3 buah gem stone cukup kan? Semoga saja dari gem stone itu kamu bisa membuat sesuatu yang bagus, nona himeta. Sampai jumpa." claire langsung pergi dari toko setelah mendapatkan apa yang diinginkannya.

Allan mencari lagi di sakunya. Dia menemukan sebuah batu kecil berwarna hitam berkilat.

"Ah... ini kan... Opal Stone... kenapa bisa disini yah...? Tapi... apa dengan ini bisa?"

oot: astaga.... apa-apaan aku ini... mjenelantarkan toko (menapar diri sendiri)

================================

Sophie yang datang tampaknya datang tanpa tujuan apa-apa. Himeta hanya tersenyum "Kalau begitu, nikmati saja dulu butik ini"

Tahu-tahu Claire datang, "permisi! Aku sedang mencari pakaian lolita yang praktis agar bisa digunakan berburu." Claire masuk dengan pesona dan kecantikannya.

"Ah iya, pakaian lolita, di sebelah sana!" seru Tamaki. Himeta heran, padahal Tamaki baru kali ini ke butiknya, tapi sudah hafal rak-raknya. Himeta melihat Claire, "Ah! Rasanya aku pernah melihatmu.."

"Dulu aku pernah membeli beberapa gaun di sini, kalau tidak salah." tambah Claire.

Pelanggan lama, rupanya. Himeta langsung antusias, "Oh?! silakan dilihat-lihat dulu!"

Giliran Allan yang bertanya, "Himeta... apa ada kimono yang berwarna biru dengan corak garis putih bergelombang? Dengan obi berwarna putih... karena aku belum punya... ahaha... ada?".

Baru saja ingin dijawab Himeta, ia sudah keduluan Tamaki. Himeta semakin heran.

"Wah... ada... baiklah, aku beli ini... siapa tahu nanti kepakai, huhu." Allan merogoh saku bajunya, lalu teringat sesuatu.

"Tapi... bayarnya pakai apa...?"

"Bayar saja dengan apa yang menurutmu senilai dengan kimono itu" ujar Himeta sambil tersenyum ramah.

"ah, ini baju yang kuinginkan. Tolong bungkus!" Claire menghampiri meja kasir dan mengambil alat bayarnya.

"3 buah gem stone cukup kan? Semoga saja dari gem stone itu kamu bisa membuat sesuatu yang bagus, Nona Himeta. Sampai jumpa." Claire langsung pergi dari toko setelah mendapatkan apa yang diinginkannya.

"Ya, terima kasih. Kutunggu kedatanganmu selanjutnya"

Allan mencari lagi di sakunya. Dia menemukan sebuah batu kecil berwarna hitam berkilat, "Ah... ini kan... Opal Stone... kenapa bisa disini yah...? Tapi... apa dengan ini bisa?"

"Tentu tidak masalah" ia segera membungkus kimono yang dibeli Allan, "Terima kasih, saya tunggu kedatangan Anda selanjutnya"

Setelah Allan pergi, Himeta melangkah ke perapian, dan menyalakan api. Entah kenapa, meskipun sudah siang tapi ia tetap merasa kedinginan.

"Tamaki, terima kasih telah berkunjung kesini. Aku ingin menutup toko"
Himeta tersenyum pada Tamaki, "Datanglah lain kali. Aku menunggumu..."

===============

OOT LAGI: wajah Himeta *pakai facemaker, sesuai banget https://2img.net/h/i478.photobucket.com/albums/rr146/eraria/himetaface.jpg *

Sophie terbangun dari tidurnya.

"Lho? Dimana ini?"

Ia melihat ke arah Himeta yang sedang berdiri di depan perapian.

"Himeta-san... Sedang apa?" Lalu ia melihat ke sekeliling. Toko sudah sepi.

"Tokonya tutup?" Tanyanya lagi. Masih bingung karena baru bangun tidur.

"Bukan tutup, Sophie. Hanya saja sebentar lagi akan tutup.." jawab Himeta. Ia hampir lupa ada Sophie.

"Aah... Baiklah..."
Sophie bangkit dari Sofa.

"Ayo Fleur..."
Burung hantu itu selama ini bertengger di salah satu etalase. Memperhatikan tingkah tuannya dengan sedikit putus asa.

"Uhu..."

Sebelum keluar dari toko, Sophie membukkungkkan badanya ke arah Himeta.
"Terima kasih Himeta-san... Maaf merepotkan..."

Ia pun berlalu.

Tama menatap Himeta, "Jadi toko Himeta-san mau tutup ya..." entah kenapa ia agak kurang bersemangat.

Ia terdiam sejenak, pikirannya melayang entah kemana. Ia kemudian memakai kembali penutup mata kirinya, dan terlihat seperti bajak laut sekarang.

"Kalau begitu... saya pulang dulu..." sahutnya. Ia kemudian melangkah menuju pintu, sebelum Himeta bekata padanya.

"Datanglah lain kali. Aku menunggumu..."

Langkahnya terhenti seketika. Tanpa sadar ia menahan nafasnya. Beberapa detik kemudian ia menoleh ke arah Himeta.

"Baiklah, lain kali saya akan datang lagi. Oh iya, kalau mau panggil saja saya Tama..." serunya sedikit malu, entah kenapa. Ia pun kemudian segera pergi dari toko itu.

Himeta melambaikan tangan ke arah Sophie sebelum ia benar-benar menghilang.

Begitupula dengan Tamaki. Himeta diam saja melihat Tamaki terlihat malas-malasan keluar.

"Baiklah, lain kali saya akan datang lagi. Oh iya, kalau mau panggil saja saya Tama..." serunya sedikit malu, entah kenapa. Ia pun kemudian segera pergi dari toko itu.

Himeta tertegun sebentar, lalu bergumam, "Tama... saja?"

Ia berdiri dan melangkah menuju pintu, melihat sosok Tamaki dari belakang yang menjauh, lalu menutup pintu..


Dan tersenyum, entah kenapa.



DAY 1, END.

Silakan disambung dengan plot keesokan harinya :3. @Tama: gut job! xD

Nggak kayak kazu-rin, pair kita mah malu2 xD *dijedog*

OOT: mukyaa~ nice job!! mantap..tapi pemalu banget ya? :3 kazu-rie mah cinta kilat *dihajar vie-kazu*
_________________________________________
3 hari kemudian (lama amat ya? tak apa deh)

theo, seperti biasa berjalan-jalan di sekitar tokyo tower. melihat-lihat kota itu. setelah lama berkeliling, dia melihat sebuah gaun yang cantik di elatase toko himeta. "hm...mungkin cocok kali ya buat vienne? kalau kubelikan dia senang tidak ya?" gumamnya. akhirnya dia pun masuk ke toko itu.

"permisiii~ ada orangnya tidak???"

Siang di kawasan Tokyo Tower yang cerah. Cuaca yang cocok untuk membuka toko.

Di sudut kota, terdapat sebuah rumah yang berfungsi ganda sebagai butik. Himeta pemiliknya. Saat ini ia sedang menjahit sebuah kimono perempuan berwarna merah. Ia mulai bosan. Sudah siang, tapi belum ada yang datang. Termasuk Tamaki... yang sejak tadi ditungguinya.

Dan akhirnya, seorang pengunjung-pun datang.

"Selamat datang" sambut Himeta, "Silakan dilihat-lihat dulu. Ada yang bisa dibantu?"

Himeta memperhatikan orang itu, ia tidak mengenalnya, "ma.. maaf, kalau bo.. boleh tahu, Anda siapa, ya?"

Ia mulai gugup. Ia memang gugup pada laki-laki, tapi tidak pada Tamaki.

"ah, aku mau mencari tas baru untuk kartuku." claire pun mampir ke dalam butik.

"permisi, aku mencari tas kecil untuk tempat kartu clow ku ditambah lagi aku mencari sebuah topi untuk gaun ini. Lalu... Oh! Kenapa sih aku harus bertemu denganmu!?" claire langsung memandang theo dengan sinis.

"ada tidak, nona?" tanya claire lagi.

oot: biar kilat tapi kazu cinta mati ama rie. Hehehe

Theo melihat ke arah orang yang baru datang itu. Ternyata claire. Omelan claire cukup aneh menurutnya. Wajar saja dia dan claire sering bertemu, namanya juga satu distrik, satu atap pula!

Theo kembali ke himeta. "hm...sebenarnya aku berminat dengan gaun merah yang di depan itu. Sekalian ada jepit yang sesuai tidak ya? Sama sepatunya juga..oh? Namaku? Theo..salam kenal."katanya sambil tersenyum manis. Sebenarnya dia sedang berkhayal, bagaimana cantiknya vienne kalau memakai gaun itu.

"dasar genit!" claire mengomentari sambil melihat-lihat butik itu dan menemukan topi yang sesuai dengan gaun ini dan beberapa lainnya.
"aku ambil ini!" ujar claire. Lalu dia pergi melihat sepatu tanpa hak, flat shoes, yang mirip sepatu balerina.

"hm... Yang ini juga cocok untuk bertarung, aku ambil juga."

Hari ini Tama sedang berjalan-jalan di sekitar tower sebentar. Kemudian ia teringat sesuatu. Ia sudah berjanji akan datang setiap hari ke toko Himeta. Akhirnya ia melangkahkan kakinya menuju toko tersebut.

Tinggal 50 meter lagi ia sampai di depan pintu toko butik. Entah kenapa langkahnya terhenti. Ia berhenti tepat disamping pintu. Tama ingin masuk, tapi entah kenapa tangan dan kakinya sulit untuk digerakkan.

Ia menyadari ada orang lain di dalam toko. Ia melihat Claire dan Theo dari balik jendela. Kini ia berusaha untuk masuk. Ia menguatkan tekad dan membuka pintu toko itu.

*kriing* "Selamat... pagi...eh, siang..." serunya gugup, entah kenapa.

Hal ini benar-benar sangat menyiksanya. Ia sendiri heran, kenapa ia bisa seperti ini.

=======================================================

OOT: saya sendiri aja ngakak liat hub tama-himeta di day1! hhahahahaha^^
*berusaha untuk tetep tega*

OOT: jah... saya baru bisa ikut sekarang
__________________________________________

"permisi....."Tsubasa masuk ke butik Himeta karena merasa tertarik dengan tempat itu.

"Siapa tahu aku bisa menemukan baju yg cocok untuk Shinobu...."Pikir Tsubasa sambil tersenyum membayangkan adiknya dengan gaun merah muda yg manis.

Disana Tsubasa melihat Claire, Theo & Tama.

"Ah... Ramai sekali disini.."Gumam Tsubasa.

Tama kemudian melihat seorang Tokyo Tower yang tak dikenalnya lagi datang ke butik tersebut. Ia kemudian menyapanya.

"Permisi... anda siapa ya?"

Setidaknya dengan kedatangan orang yang tak dikenalnya ini bisa membuat rasa tegangnya sedikit berkurang, bahkan menghilang. Semoga saja...