[RP] Ordinary Days in Tokyo Tower

"memangnya kamu mau mengambil rantai itu? Syaratnya... Aku mau..." kazune mendekati vienne. "tubuh rienne..." kazune melihat reaksi vienne dan tersenyum sangat lebar, senyum jahil.

"bagaimana? Pertukaran tetap pertukaran."

vienne terkejut mendengar nilai pertukaran itu. sementara rienne juga cukup shock mendengarnya. "APAAAA???!!!" teriak mereka bersamaan.

vienne berpikir sebentar. "udah deh, ini bukan nilai yang setara. haloooo?! itu bukan hal yang setara tau!!! bagaimana sih?" katanya. dia tidak tahu kazune serius atau tidak tentang nilainya.

"hanya semalam, itu pertukar setara untukku, aku membuatnya sangat lama dan lewat penelitian sulit. Bagaimana?" kazune masih tersenyum.

lalu kazune tersenyum dan tertawa keras.
"tidak kok, cukup buat sarung pistol dan beberapa untuk senjata yang bisa kuikatkan di bahu ke lengan. Hanya itu."

vienne sedikit cemberut mendengarnya. "ah..kau ini...kita udah kaget setengah mati tahu." katanya sambil duduk di batu di dekatnya.

lalu dia mengambil pose berpikir. "oh..yang seperti itu? untungnya aku punya banyak. tapi yang punyaku kantung sebelah kirinya untuk pisau dan sebelah kanan untuk pistol, tak apa?" katanya. lalu dia mendekat ke kazune dan berbisik. "pssst. itu buatan rienne loh. buatan tangannya sendiri." katanya sambil tersenyum.

"kalau bisa sih yang kanan untuk tongkat portable atau fire saber-ku... Lalu aku juga ingin tas pinggang dengan banyak tempat potion di sana dan kantung yang agak besar untuk amunisi. Dan jangan lupa kantung untuk crossbow yang bisa dilipat ini." ujar kazune.

"oh iya, aku selalu membuat syarat untuk senjata. Untuk rantai itu, kamu harus berkonsentrasi agar paralyze aktif."

"hei, bagaimana kalau permintaanku tadi serius?" kazune bertanya dengan nada serius.

vienne mengingat semua pesanan kazune. "hmm..ok baiklah.."

lalu dia terkejut mendengar kata-kata kazune selanjutnya. "hah? jangan tanya ke aku! tanyakan saja pada pemilik badan ini! nih!" katany sambil bertukar posisi dengan rienne.

warna mata rienne menjadi coklat. "eh?? kok ke aku sihh???" katanya sambil protes ke vienne. lalu dia melihat wajah kazune. dia tersipu karena nilai tukar tadi. "eh..itu..."katanya sambil memainkan jarinya. wajahnya merah.

"kutunggu pesanan selesai baru kuberikan rantai ini." ujar kazune pada vienne.

"jadi itu apa, rienne?" kazune lupa kalau allan ada di sana. Sama sekali lupa.

"nyah....lama!" kata vienne sambil menyerobot posisi rienne. lalu dia menunjuk kazune. "heh anak kecil, ini tempat umum tauk! kalau di rumah riene atau kamu sih....". vienne menutup mulutnya karena keceplosan.

dia mulai menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. "ah...sudahlah lupakan. habis ini kalian mau kemana?" tanyanya.

"hoo, jadi kalau di sana... Hem... Hehehe." kazune tersenyum lagi.

"allan, kamu mau ke mana hari ini? Aku sedang tidak ada kerjaan."

"Aku juga tidak ada kerjaan sih... tidak ada quest mencari barang ataupun makhluk aneh dari penduduk... jadi aku tadinya mau sedikit meriset bahan-bahan di rumahku untuk senjata yang... ringan." Allan rupanya sudah berdiri, dia mengibas-kibaskan lengannya dan kakinya dari debu yang menempel.

"Jadi... kau mau kemana?"

"kalau begitu aku pulang saja, memainkan flute dan meminta rienne memasak untukku." kazune melipat crossbow miliknya dan memasukkannya ke dalam sebuah tas.

"jadi kamu akan tetap pada rencanamu?"

vienne berpikir sejenak "hm..aku juga tidak ada rencana sih..tidak tahu kalau rienne. tanyakan saja sendiri." katanya sambil bertukar posisi lagi.

rienne muncul. "eh? aku juga tidak ada kerjaan seharian ini. atau mungkin sekitar sore hari ini aku harus pulang lagi. akan ada tamu." katanya pelan. dia tudak mau menyebutkan nama tamunya. karena tamu itu adalah theo. bisa-bisa terjadi sesuatu yang tidak terduga kalau kazune tahu.

"begitu? Kalau begitu aku akan pulang dan tidur. Sampai jumpa!" kazune pun pulang ke rumah.

sebenarnya dia berbohong. Tangannya sakit lagi dan tidak akan membuat rienne khawatir lagi.

"Hmm, material yang kumiliki lumayan...ah, dan... busur ini bagus, Kazune. Allan mengembalikan busur di tangannya pada Kazune.

"Flute... ya...? Dulu di duniaku... salah salah memainkan sebuah 'flute' bisa memanggil kematian untuk datang padamu..." Allan berjalan sedikit sambil masih membersihkan long coat nya, dan *duak!* dia tersandung dan jatuh lagi.

"Argh... banyak batu disini..." geramnya pelan. Dia berdiri lagi dan berjalan menuju rumahnya.

"Oke... aku pulang dulu, Rienne."

melihat dirinya sendirian di gerbang timur, dia akhirnya melangkah pulang ke rumahnya. "huah...orang itu sudah datang belum ya?". kali ini vienne yang muncul karena tidak sabar dengan kedatangan 'tamunya' langkahnya juga agak dipercepat karena tidak sabar.

sesampainya di depan rumahnya, dia melihat seseorang di depan toko, lalu dia menyapa orang itu. "akhirnya kau datang juga." katanya sambil mengantar orang itu masuk ke dalam toko.
_____________________________
OOT: siapa saja, bisa nyerobot ke dalam toko rienne atau mulai lagi di keesokan harinya..di tempat lain tentunya.

Oot: kazu malas memulai pertengkaran.

saat bangun di pagi hari, baju dan spreinya berlumur darah. Ternyata sepanjang malam lukanya berdarah lagi. Cepat-cepat kazune mengganti sprei dan baju serta sarung tangannya.

"sial! Apa yang akan terjadi?" kazune mengomel sendiri.

tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk. Saat dibuka ternyata rienne. Kazune tidak bisa mengatakan apapun karena hatinya galau.

oot: Allan sendirian di kamarnya.

------------------------
Sampai di rumahnya, Allan langsung asyik dengan material yang ada di kotak simpanannya, banyak sekali material disitu, Allan mengambil beberapa Sparrowstone dan Plesioth Fin, lalu mulai menempa keduanya bersama beberapa material.

"Mmm...mmm... senjata dual sword ini... kunamakan apa, ya? Oh iya, Cutlass!" Dia tertawa, lalu melanjutkan membuat senjatanya hingga esok hari.

pagi itu rienne memutuskan untuk datang ke rumah kazune pagi-pagi sekali. "ano~ tak apa kan aku datang pagi-pagi?" tanyanya ketika kazune membukakan pintu untuknya. dia melihat wajah kazune. "hng? sepertinya kau memikirkan sesuatu? ada apa?"tanyanya lagi. dia mulai khawatir.

"tentu saja boleh, kalau begitu buatkan aku sarapan." kazune tersenyum pada rienne.

"ara? Aku tidak apa-apa kok. Hanya saja leader wang tidak terlihat lagi... Nah, ayo masuk!" kazune mengajak rienne masuk.

"ah! Soal yang kemarin bagaimana? Kita sedang berdua saja sekarang." kazune tersenyum penuh makna pada rienne.

rienne terkejut melihat senyum itu, tapi kali ini dia hanay tertawa kecil. "eh?? hihihi dasar kau..masih kepikiran juga? sudah ah..katanya mau dibuatkan sarapan.."katanya sambil sedikit menjauhi kazune dan kabur menuju dapur.

vienne hanya tertawa melihatnya. "wew~ dasar..niat sekali anak itu! hahaha.."

Kazune yang masih ingin menjahili rienne merasa tidak puas dengan reaksinya. Jadi kazune menyusul ke dapur. Tiba-tiba kazune memeluk dari belakang.
"kena kau..." bisik kazune di telinga rienne sambil tersenyum jahil.

Rienne yang baru saja menyiapkan semua bahan untuk masak terkejut ketika dipeluk kazune dari belakang. Spatula yang dia pegang sampai terjatuh ke lantai. "eh..kazune?"katanya panik. Awalnya dia mengira mother complexnya kazune kambuh. Namun akhirnya dia sadar kalau kazune sedang tidak kambuh. Rienne jadi teringat nilai tukar kazune yang cukup gila. Akhirnya dia hanya pasrah dan diam saja ketika dipeluk seperti itu. "ka..kazune...". Wajahnya memerah.

"hahahaha... Mukamu lucu rienne! Selamat memasak, aku ada di ruang kerja." kazune tidak sanggup menahan tawanya. Ini seperti hiburan baginya.

"kamu lupa ya nilai tukarnya sudah selesai."

"eeh?! Dasar iseeng!"omel rienne. Tapi dia tersenyum melihat kazune. Setelah kazune meninggalkannya, rienne mulai memasak. "dasar kazune...memang selalu begitu tapi kalau dia serius dengan 'itu' bagaima....aduh!". Gara-gara tidak konsentrasi, jarinya terluka teriris pisau.

"makanya hati-hati, jangan mengomel terus." kazune menghampiri dan mengobati luka rienne.

kazune sedang mengenakan kacamata baca dan membawa sebuah buku. Dia berniat membaca buku itu sambil menunggu sarapan.

"kemana allan dan tamaki ya? aku ingin bertanya tentang material."

oot: i'm melting! Kazu yang pake kacamata dan rambut acak acakan, kyaaaa!