[RP] Fallen Palaces

Lokasi: Reruntuhan Istana Kaisar
-salah satu distrik di Tokyo yang masih berdiri namun tidak berpenghuni-

Well, Fallen Palaces adalah reruntuhan bekas Istana Kaisar (walau istana kaisar Jepang sebenarnya tidak ada di Tokyo) atau bisa dibilang kediamannya yang masih berdiri sebagai daerah yang dilindungi namun tidak berpenghuni karena tidak memiliki sumber air.

Tempat ini dijaga oleh kedua kelompok *mengingat nilai sejarahnya dll*
Kedua kelompok diperbolehkan datang ke tempat ini untuk... berwisata, menenangkan pikiran, mencari inspirasi.

Di tempat ini jarang ditemukan mutan, dan pertarungan sangat terlarang.

keep clean :p

_______________________________________________________________________

Lokasi: Fallen Palaces

Fallen Palaces ... sebuah tempat dengan arsitektur Jepang kuno, katanya 50 tahun silam tempat ini adalah kediam kaisar atau apalah itu. Yang pasti kini setelah hujan asam turun tempat yang tadinya menyerupai benteng ini tinggal tersisa sebagian. Beberapa di antaranya terdapat ruang-ruang dari reruntuhan kayu yang dipergunakan untuk bermeditasi.

Yak, tempat ini paling cocok digunakan untuk menenangkan pikiran, melupakan pertikaian dan tidak melihat status kelompok mana ia berasal.

...

Artheir Rolly terduduk di sebuah papan kayu, beranda tempat masuk ke bangunan reruntuhan ini. Niatnya simple saja, ingin menenangkan pikiran atau lebih tepatnya disebut mencari tempat tidur tanpa harus mendengar istilah penyerangan, perburuan... apalah itu.

"Haaah..." ia menarik nafas lega, walau di tempat itu tetap saja hawa hujan asam masih terasa dan tumbuhan hijau yang masih berakar tegap memberikan suplai oksigen dalam jumlah kecil.

di jalan depan reruntuhan itu terlihat seorang gadis berjalan terhuyung-huyung. "panas sekali...." keluh rienne. melihat pohon, dia langsung bersandar di pohon rindang itu. "panaaaas..". rienne mengipasi dirinya dengan tangannya. seharusnya ia pergi ke suatu tempat untuk mencari barang-barang langka, tapi dia tersesat dan berjalan tak tentu arah.

rienne mengambil botol minum kecil dari tas selempangnya dan menegak air minum di botol itu sampai habis. "ah..segar...huft....ini dimana ya?" katanya sambil melihat sekeliling. dia melihat reruntuhan di belakangnya dan terkesima dengan bentuk bangunan tua itu. bangunan itu mengingatkannya pada istana di negeri asalnya. "loh, vie, model bangunannya kok sama ya?"tanya rienne."hm, hampir runtuh. tapi sedikit mirip juga." kata vienne. "kita lihat dari dekat yuk? jadi kangen rumah.."kata rienne sambil melangkah mendekati bangunan tua tersebut.

rienne melangkah memasuki bangunan itu lewat jendela karena dia tidak melihat adanya pintu. tapi saat mencoba masuk kakinya terpeleset dan jatuh ke dalam bangunan itu.
*DUK!*
"aduuuh.."keluh rienne sambil memegangi kepalanya yg terbentur jendela. "kenapa sih ga ada pintu? susah nih masuknya..hu.uh" keluhnya lagi sambil mengobati lututnya yang lecet dengan obat yg dia bawa. vienne hanya bisa tertawa geli melihat tingkah laku 'dirinya' yg satu lagi itu. "ya jelas lah ga ada pintu, ini kan bagian samping gedung. makanya, liat-liat dulu donk.". rienne hanya cemberut sambil membalut lukanya tadi dengan saputangan.

rienne bangkit dan mulai menjelajahi bangunan tua itu. "whoaa...memang hampir mirip sama rumah ya?" gumamnya. "sepertinya ini juga bekas istana" kata vienne. rienne berjalan menuju pintu depan bangunan itu. namun sebelum rienne melangkah melewati pintu, vienne menegur rienne, "shht, pelankan suaramu, sepertinya ada orang di luar..1 orang." katanya. "wah? kira-kira siapa ya?". rienne mengintip dari balik tembok tua yg berlubang kecil itu. pas untuk mengintip. "eh? orang municipal?" bisik rienne.

Dari berbagai sudut ketenangan yang tadinya menyelimuti tempat itu, tiba-tiba saja terdengar suara-suara ribut. Dari mana asalnya, siapa yang tahu... tadinya Rolly hanya terdiam berusaha tetap tenang tanpa harus meributkan suara tersebut. Akan tetapi nampaknya keributan yang ada semakin menjadi-jadi dan memecahkan keheningan.

"Siapa yang ribut-ribut di tempat seperti ini..." gumamnya sedikit kesal.

Dan suara-suara itu kembali terdengar. Sampai akhirnya pimpinan Municipal Building itu menolehkan kepala ke arah datangnya sumber suara. Dilihatnya seseorang, tidak jelas memang... tapi ia yakin bahwa memang ada orang di sana.

"Tolonglah tenang sedikit..." ucapnya memperingati.

ketahuan mangintip oleh orang yg diintipnya, rienne jadi salah tingkah sendiri, "ups..eh, iya..maaf." katanya sambil berlari menjauh dari tempat itu tanpa menunjukkan wajahnya. kali ini dia berlari dengan suara yg kecil menuju ruangan di belakang bangunan itu, dimana ada taman yg tidak terawat dan cekungan tanah yang besar, sepertinya bekas kolam, yg sedikit terisi oleh air hujan asam.

rienne duduk di bawah pohon yg ada di sana. "huah..sangar sekali orang yg tadi. siapa sih dia? perasaan aku ga seribut itu." kata rienne sambil melihat daun-daun pohon di atas. "leader" gumam vienne. "eh?". "kau tahu? yg tadi itu leadernya municipal loh.". "eeeh??? masa sih? semuda dan seketus itu?" kata rienne. "huh...lebih baik kazune-ku" lanjutnya. "heuh..ga penting." kata vienne. vienne tahu, kalau sudah begini yg akan rienne bicarakan hanyalah kazune.

"hehe..tau ga? kemarin aku membuat gantungan boneka beruang kecil loh buat kazune, rencananya hari ini aku mau ngasih ke dia." kata rienne dengan ceria sambil merogoh tas selempangnya. tapi rienne merasa ada yg tidak beres. ternyata tasnya lupa dikunci lagi setelah mengambil botol minumnya, dan gantungannya tidak ada. "eeh? loh, kok? mana ya? ahh! jangan jangan jatuh di etmpat kita ngintip si..er..*glek*.leader municipal." kata rienne setengah panik. "ga heran sih..kamu ceroboh." kata vienne enteng. "aduuh...padahal itu kan buat kazune!" katanya sambil kembali masuk ke gedung itu.

"Berisik..." ucapnya masih dengan nada yang sama, sedikit tidak peduli walau ia tetap harus peduli.

Sesaat setelah Vienne yang nampak berbicara sendiri itu pergi, Rolly kembali pada ketenangannya. Setidaknya ia ingin menikmati tempat yang tenang walau sebentar. Akan tetapi baru saja tenang, Rolly nampak menemukan sesuatu di bawah kakinya.

"Boneka... beruang?" ia mengambil benda kecil itu dari bawah kakinya, sudah tentu benda itu kotor dan tidak nampak bagus lagi. "Oh ya... pasti ini milik Nona berisik tadi," ucapnya kemudian sambil memperhatikan boneka tersebut.

dari jauh rienne melihat leader municipal tadi sudah berdiri di dekat tembok tempat ia mengintip orang itu tadi. dan lebih terkejutnya lagi orang itu membawa gantungan kuncinya.

rienne bersembunyi lagi di balik tembok agar tidak terlihat oleh leader municipal itu. dia masih panik harus bagaimana. sesekali dia mengintip ke orang itu untuk memastikan bahwa gantungan buatannya tidak dirusak, dimakan, atau yg lainnya. "haduh...gimana cara nih? susah banget kayaknya kalo ngambil dari orang ketus kayak gitu." bisiknya pelan. tapi ia memutuskan untuk mengambil gantungannya itu kembali. dan dengan mengumpulkan sedikit keberaniannya akhirnya rienne keluar dan menghampiri leader municipal itu.

"ano..itu..."

Rolly melirik gadis pemilik gantungan beruang yang kini ada di sampingya. Vienne nampak ragu mendekatinya, bukan hanya ia mungkin semua orang juga akan berkelakuan sama.

"Ini...?" Rolly menaikan gantungan yang berada di tangannya setinggi pandangan Vienne. "Benda konyol seperti ini pasti punyamu," lanjutnya lagi kemudian menaruh gantungan itu di tangan Vienne.

"Lain kali jangan dijatuhkan... jadinya kotor kan," ucapnya lagi sambil kembali duduk... menikmati angin, angin panas.

rienne menerima gantungan kuncinya dengan sedikit takut. tapi dia lega bisa mendapatkannya lagi. namun mukanya cemberut karena orang itu bilang bahwa gantungannya itu konyol.

"terimakasih" jawab rienne pendek sambil berlari lagi ke taman di belakang gedung. dia duduk lagi di bawah pohon, dan mengomel sendiri tentang orang ketus tadi, dengan suara pelan tentunya. "uuuh!!! masa benda seimut ini dibilang konyol sih?!! kesal! kesal! kesal!!!". vienne hanya tersenyum prihatin, karena dia juga menganggap bahwa gantungan itu konyol, yah, setidaknya rienne tidak perlu tahu. dia kasihan juga sama rienne karena dia tahu rienne membuat itu semalaman, dengan kegagalan berkali-kali.

"udah ah ngomelnya. mending pikirin dulu deh gantungan ini. kotor kan? sini, aku bersihkan." kata vienne. vienne muncul dan menggunakan sihir untuk memisahkan debu dan tanah dari gantungan itu. dan gantungan itu bersih lagi. vienne memasukan gantungan itu ke dalam tas selempangnya dan menguncinya lagi, takut kejadian konyol seperti tadi terulang lagi.

tanpa berpikir tentang hal tadi, vienne menyandarkan dirinya pada pohon dan memejamkan matanya.

"Haah... ini memang tempat yang pas untuk refreshing..."
Kazune berjalan lambat-lambat di fallen palaces. Dia sering pergi ke tempat ini untuk bersantai. Di sini mereka tidak perlu bertikai dengan grup tetangga, ini yang membuat Kazune seperti hidup normal kembali.

Dari kejauhan Kazune melihat Rienne, atau Vienne, sedang membersihkan sebuah boneka beruang. Kazune langsung ingat pada ibunya yang juga membersihkan bonekanya saat terjatuh di taman dulu, ketika dia masih kecil.

Tanpa sadar, ingatan itu membuat Kazune bergerak tanpa sadar dan langsung memeluk Rienne dari belakang.

"Ah! maaf... aku membuatmu kaget..." Kazune langsung melepaskan pelukannya dan meminta maaf pada Rienne.

Kazune melihat wajah Rienne dan merasa sejuk, padahal udara sedang panas.
"Itu boneka siapa barusan? lucu sekali..." Kazune tersenyum pada Rienne.

Kazune merasakan kehadiran orang lain. Kehadiran grup Municipal. Kazune menyapukan pandangan ke sekelilingnya dan menemukan leader municipal group. Tapi, Kazune tidak ambil pusing. Toh, mereka tidak boleh bertarung di sini. Ini zona damai.

Vienne agak kaget juga dipeluk kazune dari belakang. Kalau saja dia tidak sadar kalau itu kazune, pasti sudah dia tendang jauh-jauh.

Rienne langsung menyerobot posisi dan warna matanya menjadi coklat. Vienne tidak protes karena sudah terbiasa. "kazune? Kok ada di sini?". Kazune melepaskan pelukannya dan meminta maaf pada rienne. Meskipun sudah dilepas pelukannya, tetap saja muka rienne memerah.

Ketika kazune bertanya tentang gantungan boneka beruang kecilnya, "oh..ini? Sebenarnya ini untukmu. Buatanku loh..hhe..tapi, tadi ada sedikit insiden kecil, makanya boneka itu sedikit kotor. Tapi vienne membantuku membersihkannya.". Rienne memberikan gantungan itu pada kazune. "eng..kuharap kamu mau menerimanya.." katanya sambil tersenyum meskipun jantungnya berdegup kencang sekali. Vienne mengerti karena ini pertama kalinya rienne memberikan sesuatu ke orang yg dia suka untuk yg pertama kalinya.

Hari itu, Allan tidak membawa senjata apapun, bahkan Akai Suzu yang selalu dibawanya kemana mana selama lebih dari 6 tahun. Dia sedang berada di salah satu balkon yang belum hancur.
Tatapannya terfokus ke langit.

"Langit...cerah..." gumamnya, kedua tangannya mencoba meraih langit. "Melihat langit bisa secerah ini... tidak pernah kubayangkan kalau langit pernah berada dalam keadaan... saat aku memakai... uh..." Tangan kiri Allan menutup mukanya, dia teringat sesuatu yang pernah dia pakai saat memakai Akai Suzu dan Siegmund tanpa Demonization Trance, sesuatu yang pernah membuat langit dan bumi bergejolak habis habisan. Sesuatu yang tidak pernah ingin dia pakai lagi.

Dia kembali menatap langit dan melihat ke sekitarnya, dia menghela nafas melihat semua yang ada di sekitarnya.

"Ah~~~ Allan-kun, cotto matte!! tungguin dong~~~" teriak Sakurano tak jauh dari puing bangunan kuno bersejarah itu.

"Oh, ada Kazune-kun dan Ricchan lagi berduaan. Jadi nggak enak..ehem uhuk cough-cough" Sakurano terbatuk sengaja melihat kedua pasangan serasi itu yang mukanya jelas sudah merona merah karena malu.

Ng?

"Ah~ Ada Leader Municipal juga!" serunya takjub "Hari ini aku pingin kita sebagai kedua belah pihak yang berlawanan untuk damai aja ya. Maaf telah membuat keributan. Enjoy your trip then~" katanya lalu menirukan suara pramugari pesawat(?) yang masih diingatnya lalu berjalan menjauh sambil melambaikan tangan dan tersenyum.

===
OOT: RP nya jgn cepet" .saia juga yg bingung ngikutinnya sapa suruh maen RP kebanyakan?!! *dilemparin seporum*

"Ah...Sakurano-san..." Allan melihat ke arah Sakurano yang berteriak.

"Ada siapa?" tanya Allan pada Sakurano. Sakurano menjawab Rienne, Kazune, dan Leader Municipal.

"Hm." jawab Allan pendek. Kazune dan Rienne pasti berdua, pikirnya, Leader Municipal itu hanya sendiri.

"...Aku akan ketempat Leader Municipal itu." katanya pada Sakurano. Allan lantas pergi ketempat Leader Municipal itu berada.

Lokasi : tak jauh dari tokyo tower

Xie Zhi menarik nafas dalam-dalam, setelah memperhatikan kesekelilingnya ia membetulkan kacamata hitam dengan satu jarinya.


"cih~ suasana yang menyebalkan" gerutunya.

Kyaaa ada Xie Zhi *ditendang*

__________________________________________________________________________

Rolly sedikit tercengang melihat kerumunan orang-orang dari grup tetangga, bisa-bisanya mereka menganggap tempat penting ini sebagai sarana rekreasi bahkan pacaran. Yah... tapi begitulah grup tetangga selalu nampak bahagia.

"Well, di sini juga bukan tempat untuk ribut..." Rolly hanya berucap menanggapi perkataan Sakurano. Memang kejadian di luar patut dilupakan di tempat ini.

Dan... satu orang lagi mendekatinya, apa-apaan ini?

Kya~~~ rolly honey <3 *diinjek

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Xie Zhi menuju sebuah pohon yang cukup rindang disana. Ia duduk dan bersantai dibawah pohon tersebut.

"Ehm ..." ia menarik nafas dalam-dalam dan mulai tertidur tanpa peduli orang-orang yang ada disekitarnya.

"...Aku akan ketempat Leader Municipal itu." katanya pada Sakurano. Allan lantas pergi ketempat Leader Municipal itu berada.

"Ikuuut~~" jawabnya manja. Lalu mengikuti Allan.

"cih~ suasana yang menyebalkan" gerutunya.

"AAAH!! Zhi-sama! Poto bareng yok~~[/color]" keluarlah jiwa tak-waras-tapi-disebut-narsis miliknya. Ia memang sangat suka menarik Leadernya ini seenak jidat.

"Well, di sini juga bukan tempat untuk ribut..." Rolly hanya berucap menanggapi perkataan Sakurano. Memang kejadian di luar patut dilupakan di tempat ini.

Dan... satu orang lagi mendekatinya, apa-apaan ini?

"Ah~ Gomen nee, Rolly-kun. Mo poto bareng?" tanyanya polos lalu ikutan menarik Leader lawan ini (lebih) seenaknya.

Xie Zhie cukup kaget dengan kelakuan Sakurano

"Hei! Apa yang kau lakukan" ujarnya terlihat kesal

Xie Zhi tiba-tiba berdiri dan menjitak Sakurano.

"Jaga kelakuanmu" ujarnya santai

Sakurano manyun "Zhi-sama serius amat sih~~" jawabnya sambil mengelus-elus kepalanya dan berjalan menuju Allan.

"Allan-kun ngapain sih? Zhi-sama, sini deh" panggilnya.

Tidak ingin bingung karena hanya ia satu-satunya anggota Municipal Building di tempat itu, kemudian Rolly memusatkan pandangannya ke arah lain. Daripada harus melihat orang-orang yang terkena bentrokan dengannya kemarin.

Mungkin ada hal lain atau setidaknya pemandangan lain... sampai ia menemukan Xie Zhi yang asik tertidur... "Siapa dia, rasanya pernah lihat?" sebuah rasa penasaran atau... deja vu?

Dan... baru saja ia ingin berpikir tiba-tiba ajakan Sakurano agak membuatnya kaget. Dengan sedikit hentakan, "No! ... aku tidak akan melakukan hal sekonyol itu!" ucapnya ogah-ogahan.

Xie Zhi menguap lebar

"jangan mengangganggu kesibukanku" ujarnya ketus

Xie Zhi kembali duduk dibawah pohon rindang itu dan kembali tidur

"Kalian Leader sama aja sifatnya" jawabnya masih manyun.

"Hmm..." ia memperhatikan Rolly. Sepertinya ia cocok untuk Zhi-sama pikirannya ternyata lebih seenaknya lagi.

rienne melihat tingkah vice-leadernya yg satu lagi, sakurano, dengan pandangan takjub dan tidak percaya sekailgus geli. tiba-tiba tempat yg sunyi ini menjadi ramai. rienne tidak dapat membayangkan perasaan si-orang-ketus-ketua-kelompok-tetangga itu. dirinya saja yg datang sudah disebut olehnya berisik, apalagi dengan orang sebanyak ini dan seheboh ini.

dari kejauhan rienne malihat sakurano membawa kamera dan menarik leader wang dan si leader kelompok tetangga yg jutek itu. rienne tertawa kecil membayangkan si ketus itu kalau difoto. "hihihi..pasti expresinya lucu kalau dia senyum." ucapnya pelan. "haha, orang kayak gitu sih mana bisa senyum. muka-muka formal sih beda rie,kalo disuruh senyum pasti aneh jadinya. hahaha" kata vienne sambil ikut membayangkannya.

perhatian rienne menuju ke leader Wang. "wajah leader wang manis sekali ya? kalau dia pakai pakaian maid pasti lucu deh. hihihi... pasti cantikan dia daripada aku.hh..jadi ngefans..". vienne sukses ngakak sendiri (tanpa ada orang yg tau) karena membayangkan kata-kata rienne.

rienne menarik tangan kazune. "kita gabung yuk? aku penasaran.". biasanya rienne takut berhubungan dengan orang-orang, namun entah mengapa kalau bersama orang-orang ini dia bisa enjoy.

"Ah~~ Ricchan, bareng Kazune-kun nih yee~~" goda Sakurano.

Ia kemudian kembali memperhatikan Zhi-sama, Rolly-kun dan Allan-kun secara bergantian.

"Leader eh?" ... Rolly sedikit tercengang dengan apa yang baru saja Sakurano katakan. Mereka sama-sama leader?

Sekali lagi ia memperhatikan Xie Zhi. Ya... selama ini Rolly memang tidak atau bisa dibilang belum pernah melihat leader grup tetangga. Entah karena ia adalah leader baru yang jarang turun ke lapangan, atau leader tetangga yang memang jarang keluar dari sarangnya.

"Ya... ya, bisakah kalian tenang? Nampaknya ketua kalian itu juga sedikit terganggu dengan suara-suara berisik?" ia kembali bergumam, mengeluarkan argumen tidak jelasnya.