[RP] Beyond the Blind Fold

"Boleh"kata Karin kepada Allan."saya Karin Nanashi. Panggil saja Karin. Senang berkenalan dengan anda" tambah Karin sambil tersenyum."Kau sendiri? Namamu siapa?" tanya Karin kepada Allan.

"ohoho, pujiankah itu karin? yah..memang mudah.. aku juga senang kok bisa akrab dengan wanita manis sepertimu" ujarnya sambil tersenyum pada karin.

lalu dia melihat allan sebentar, "ah..berburunya nanti ya?" keluhnya seperti anak kecil

"Saya Allan von Gauntwald... panggil saja Allan." ujarnya pelan, lalu mendengar Theo yang mengeluh, Allan menjawabnya santai.

"Yah... mumpung sedang ramai disini, kan? Hehehe... nanti saja ya, Theo?"

Allan mengalihkan pandangannya lagi, tadi menuju Karin, lalu Yuuki.

Karin pun melihat pandangan Allan tersebut."Ada apa? Kenapa melihat kami seperti itu??" tanya Karin kepada Allan.

Hikari, yang berjalan tak jauh dari situ melihat karin sedang bersama dengan Theo, Yuuki dan Allan."Karin-san, ternyata kau disini? Sedang apa kau?" tanya Hikari kepada Karin.

Ia lalu melihat ke arah Theo, Yuuki, dan Allan. "kalian.. orang Third Distric dan Tokyo Tower, bukan?" tanya Hikari kepada Allan.

Karin, yang saat itu bersama Allan melihat Hikari."hikari?Oh, aku tidak sedang apa-apa" kata Karin."mereka? Tenang, mereka tak berniat apa-apa. Oh, iya. Ia namanya theo. kenalkan" kata Karin sambil saling mengenalkan Theo dan Hikari.

Lalu, Karin memandang ke arah Yuuki dan Allan."nama mereka Yuuki dan Allan, kenalkan. Yuuki-niichan, Allan-san, namanya Hikari" kata Karin sambil saling mengenalkan Yuuki, Allan, dan Hikari.

Rupanya... berita telah menyebar seperti disebar angin... hampir semua orang sudah tahu tentang the 3rd District... bahkan sebelum para atasan menyebarkan hal itu. Sepertinya kekuatan informasi memang sangat kuat.

"...huh, cepat sekali." Allan memukuli pelan kepalanya sendiri, entah karena apa.

"Huff... di saat matahari terik seperti ini... aku jadi ingin memainkan flute ku..." gumamnya sambil menatap Hikari, membungkuk sedikit. Yang dimaksud Flute oleh Allan, ada cukup banyak, menurut teman sesama hunter nya dulu, ada beberapa jenis Flute, ada yang bisa menambah kesehatan, serangan, bahkan pertahanan dan menghilangkan racun di dalam tubuh, tapi yang dibawa Allan hanya satu, yaitu yang dipakai untuk memanggil monster.

"...tidak jadi deh...hahh..." Allan mendesah pelan.

OOT: shei, plis say no to monster!!!
______________________________

theo hanya tersenyum ramah. "salam kenal." kata theo singkat pada pemuda dari municipal itu.

lalu dia melirik allan lagi. "ho..bisa main flute juga? kayak kazune dong?" tanyanya.

oot : rin, plis say 'honey' to me. tapi aku udah terlanjut summon sih di inner border ~__~

-------------------------------------
"Err... tidak juga..." Allan bingung bagaimana menjawabnya, di tempatnya dia memang cukup ahli, tapi flute yang dia gunakan adalah flute pemanggil monster, dan satu jenis senjata khusus bernama Hunting Horn

"Oh... ya... aku belum pernah memainkan Hunting Horn milikku disini... hmm... kapan-kapan akan kutunjukkan padamu... oke?"

"Amane Hikari"kata Hikari kepada Theo."Salam kenal" timpal Hikari sambil membalas senyum ramah Theo. Lalu, ia beralih memandang kepada Allan."Kau akan memanggil mutan kesini??" tanya Hikari kepada Allan.

"Err... tidak... aku tidak diperbolehkan oleh lebih dari tiga orang Hunting Horn berguna untuk menambah kekuatan dengan Tune yang bisa dimainkan dari mereka, tiap Hunting Horn punya Tune yang berbeda." Allan menjelaskan, sembari duduk di salah satu batu di dekat situ, tentang kegunaan Hunting Horn.

"Tapi pada dasarnya... Hunting Horn itu upgrade dari Hammer... jadi... haha... bisa dipakai untuk menyerang..." Allan tertawa kecil, mengingat masa lalunya.

"oh, begitu.." kata Hikari kepada Allan. Ia lalu berpaling ke arah Karin."Karin, sepertinya matahari sudah sangat terik. Bagaimana kalau kita kembali dulu hari ini?" tanya Hikari kepada Karin.

"oh, ya sudah. Mataharinya memang terik sekali!" kata Karin, mengiyakan ucapan Hikari. Lalu, ia berpaling kepada Theo dan Allan."baiklah, hari ini aku akan kembali ke Municipal bersama Hikari! Duluan, ya!" kata Karin kepada Theo dan Allan sambil beranjak pergi.

"Mmm..." Allan mengangguk, dan melihat Karin dan Amane pergi.

"Huhu...sayang sekali mereka Municipal... ahahaha... Theo, mau berburu...?" Theo dari tadi sepertinya sudah tidak sabar ingin berburu

--------------------------------------------------------------------
Caution : Hunting leads to Monster Summoning

Theo hanya tersenyum dan melambaikan tangannya pada karin yang kembali pulang ke municipal. Dia menoleh ke allan. "yah...kau kelamaan sih...jadinya aku keburu ngantuk nih...." keluhnya pada allan. Dia sudah mengantuk. "mungkin aku akan numpang tidur siang di tokonya vienne. Mau ikut?" katanya.

"Ke tokonya Vienne...? Aku berburu saja deh... masih harus mencari sesuatu..."

Tangan Allan menggaruk-garuk rambutnya, angin berhembus di sekitar mereka, angin hari itu panas, sangat panas.

"..." Entah kenapa, hari ini terasa agak berbeda dari hari yang biasa dilalui Allan, panas sudah biasa, tapi ada sesuatu yang janggal.

"Burning...Wind..." gumamnya, tidak terdengar oleh siapapun yang ada disitu selain dirinya sendiri, dia menyeringai, lalu menoleh pada Theo, seringainya tetap terukir di wajahnya.

"Yah, Theo, kalau kau memang mau ke rumah Vienne... hati-hati, ya? Sepertinya ada sesuatu yang harus kulakukan... heheheheh..." tawa terakhir Allan sebelum mulai berjalan, bagaikan tawa senang para pendosa, mengerikan.

*DUAK! Brugh...*"AW!" Kaki Allan tersandung batu, kecerobohannya sekali lagi membuatnya kehilangan momentum, dia jatuh dan mencium pasir didepannya.

"Puah! Batu sial!"