[RP] Uguu?

"Tentu saja... bagaimana kalau kita... ke tempat yang agak luas?"

Allan berpikir sebentar...

"Ah, iya, kita berlatih agak keluar gerbang saja, bagaimana...?"

Tama menanggapi tawaran dari Allan dengan penuh antusias. "Be.. Benarkah? Bagaimana kalau kita lakukan sekarang juga?" tanyanya berdebar-debar.

"Tentu saja, ayo!" Allan mengajak Tamaki ke tempat yang lapang.

Di jalan, dia melihat Tamaki lagi.

"Oh iya... sebenarnya, kalian tadi sedang membicarakan apa...?"

Tama mengikuti Allan dengan antusias. Saking gembiranya, ia tidak terlalu menangkap pertanyaan Allan. "Eh? Pembicaraan? Kapan? Dimana? Dengan siapa?"

"Tadi...kau berbicara dengan Kazune dan Rienne... kan? Aku melihatmu bersama mereka. Tidak mungkin kalau kalian hanya diam saja berkumpul seperti itu." Allan mengambil nafas dalam dalam.

"Jadi, kalian bicara apa saja tadi...?"

"Oh.. yang itu.." jawabnya. "Awalnya kami bertemu dgn seorang fighter wanita yg bernama Himeta Aoichi-san. Ia memiliki butik dan Kazune-san tampaknya tertarik untuk membuat baju pengantin untuknya dan Rienne-san. Saya baru tahu kalau mereka berdua adalah kekasih.." jawabnya singkat. Ia tidak mau pikirannya kembali dipenuhi dengan kata 'cinta'. Ia harus fokus pada latihannya.

Akhirnya mereka sampai di depan gerbang, tempat yang cukup luas untuk latihan.

"Kekasih... ya? Hmm... aku jadi teringat dulu... fuu..."

Sesampainya di gerbang.

"Nah... baiklah... tidak boleh melukai terlalu dalam yaa!"

"Baiklah, kita mulai ya!"
Tama berdiri di ujung kiri lapangan. Sedangkan Allan sebaliknya. Ia kemudian menggengam gagang pedangnya dan mengeluarkannya. Tama sudah bersiap dengan mengarahkan pedang panjangnya itu ke arah Allan.

Ia terdiam, menunggu Allan mengeluarkan senjatanya. Angin pun berhembus, membuat rambut Tama semakin acak-acakan. Tama mulai membungkukan badannya dengan tetap mengarahkan pedangnya pada Allan.

"Aku mulai" serunya, ia mulai berlari untuk mendekati dan menyerang Allan.

=======================================================
OOT : akhirnya pedang shunseiki tampil juga^^

sementara pertarungan Tama VS Allan akan di mulai.. Keisuke yang kebetulan berada di situ tak mau melewatkan pertarungan teman nya itu .

"Tama VS Allan , sudah lama tak melihat Tama bertarung , aku jadi ingin lihat kemampuan nya sekarang , saya juga sedikit penasaran dengan kemampuan bertarung Allan-san , seperti nya ini tidka boleh di lewatkan" ujar Keisuke dalam hati nya sambil tersenyum licik , nampak nya ia mempunyai Tujuan lain selain hanya menonton saja.

"Baik! Ayo!" Allan menghunus Akai Suzu dan mengambil kuda kuda

"Tennen Rishin Ryu." tangan kiri Allan di pinggang dan tangan kanannya membawa pedang dengan sudut 45 derajat disamping tubuhnya.

"Sakigake no Ichi!" Allan mendorong dirinya kedepan dan menghantam pedang Tamaki.

"Uah!"

Pedang Akai Suzu Allan menghantam pedang shunseiki Tama. Terdengar bunyi yang nyaring dari hantaman tersebut dan dari lonceng Akai Suzu.

Tama mendorong pedangnya. Terlepas dari hantaman itu, Tama segera berpindah ke sebelah kiri Allan, menyerang dengan tendangan. Allan sedikit terhempas ke belakang. Setelah itu tama melompat sedikit ke arah yg berlawanan dari Allan, sambil tetap mengarahkan Shunseiki padanya.

"Lein mengajarkan saya untuk tidak selalu bertumpu pada pedang ketika bertarung" katanya tenang.

"Heu...siapa itu Lein...? Begitukah? Kalau begitu aku harus pakai tanganku?" Allan melihat Akai Suzu.

"Heh, cuma bercanda." Allan mengambil kuda-kuda Tennen Rishin Ryu lagi.

"Tapi... pedang adalah jiwa utama dari seorang Sword Master..." kata Allan pelan.

"Fuuzanjin." Allan melakukan sebuah tebasan kuat dengan sekali dorongan.

"Lein adalah guru sekaligus Wizard yang mengajariku semuanya" jawab Tama singkat. Ia tetap pada posisinya semula.

Melihat tebasan tersebut, Tama segera menghindar ke arah kanan. Kemudian ia kembali mengarahkan pedangnya, melakukan tebasan. Menghantam Akai Suzu Allan. Hantaman keras Tama membuat Allan sedikit terhempas ke belakang. Ia kemudian kembali ke melompat sedikit ke belakang. Kali ini, ia berdiri tegak, walaupun tetap mengarahkan pedangnya pada Allan.

"Bagaimana kualitas serangan saya?" tanyanya, "Memang, saya kurang dalam kecepatan, tapi saya akan berusaha"

Ia menyerang Allan sekali lagi. Melompat, dan berusaha menebas dengan sekali tebasan kuat.

*TRANG!*
"Hmm... kau memposisikan keseimbangan dari pedangmu di bagian kanan. Tapi yang pasti seranganmu lebih kuat dariku." Allan melompat lagi ke belakang.

"Perhatikan, Shunshin." Allan bergerak tanpa terlihat kebelakang Tamaki.

"Aku cukup yakin kau sudah bisa merasakan serangan yang datang." kata Allan sambil mengayunkan pedangnya ke Tamaki.

Tama menyadari, tampaknya Allan mulai menyadari sesuatu pada serangan Tama. Walaupun Tama masih berharap Allan tidak menyadarinya.

Tiba-tiba angin berhembus dan Allan telah berada di belakangnya. Tama kaget. Ia segera menghadapkan pedangnya pada Akai Suzu. Kedua pedang itu saling berhantaman. "Hampir saja! Untung angin membantu saya... Allan-san, kau cepat sekali..." katanya sambil tetap mempertahankan keseimbangannya.

Tanpa basa basi ia mendorong pedangnya, membuat Allan lagi-lagi sedikit mundur ke belakang. Ia lalu mengayunkan pedangnya lagi, dan menghantam Akai Suzu lagi.

"Pertarungan sword master akan penuh dengan hantaman dan tebasan" katanya dalam hati.

"Huhuh... *TRANG!* Tidak ada lagi yang bisa kulakukan *TRANG!* Selain mencoba menyerang secepat yang kubisa *TRANG!*" Kedua pedang itu terus beradu, bunyi lonceng kecil Akai Suzu terus berdering.

"Baiklah... Hajin No San!" Allan menebaskan Akai Suzu empat kali berturut turut pada Tamaki.

Tebasan Hajin no San itu termasuk cepat. Tama agak kesulitan untuk menahannya. Setelah tebasan yang keempat, Tama sedikit terhempas. Ia lalu melompat ke belakang. "Hhah... hhah.. hhah... cepat sekali... Allan-san! Darimana kau mempelajari... semua... jurus itu?" katanya sambil menarik nafas dalam-dalam.

Kecepatan Allan memang sulit ditandingi Tama. Namun, ia tak menyerah. "Mungkin ada sesuatu dari kecepatan itu yang merupakan kelemahan Allan-san" tanyanya dalam hati.

Setelah menarik nafas sekali lagi, ia pun kembali maju untuk menyerang Allan. Lagi-lagi penuh dengan hantaman dan tebasan. Namun, kali ini ia mendapatkan sesuatu. Ia melompat ke atas Allan dan mengayunkan Shunseiki. Ia bertaruh pada tebasan kuat ini, "Hiaaat!!"

"Hmm? Tebasan dari atas? Dia tidak bisa menghindar...*!* MAJU! CRIMSON BREAK!" Akai Suzu dipenuhi aura merah, Allan mengayunkan pedangnya sekuat tenaga untuk menghantam Shunseiki.

"HIAAAA!"

Tama terhempas ke belakang dan terjatuh agak jauh dari tempat Allan. Taruhannya gagal. Ia kemudian berusaha untuk bangun, dari mulutnya keluar darah. Ia menepis darahnya dengan tangannya. "Jurus apa itu Allan-san? Kenapa Akai Suzu mengeluarkan aura merah?"

Tama kemudian kembali berdiri. Tak menyerah, ia kembali mengarahkan pedangnya pada Allan. Kali ini ia berpikir, tentang apa yang harus ia lakukan untuk menjatuhkan Allan. Ia kemudian maju dan menyerang Allan lagi. Dibantu dengan dorongan angin, Tama berlari dengan cepat. Ia tak takut dengan aura merah dari Akai Suzu Allan. Ia mengayunkan pedangnya, dengan sekuat tenaga, menebas Allan dengan satu kali tebasan yang sangat kuat, "HAAAA!!!"

"Baik, aku serius." Aura merah di Akai Suzu menghilang, Allan menghunus Siegmund di tangan kirinya.

"Maju, TAMAKI!" Allan mengayunkan kedua pedangnya kearah Shunseiku yang mengarah padanya sekuat tenaga dan secepat mungkin.

"HYAAHH!!!!!!!!!!!!!!!"

Tebasan Tama dihadang dengan Akai Suzu dan Siegmund. Tama kaget, ia melompat ke belakang. "Jadi, Allan-san sudah mulai serius, ya?"

Ia kemudian kembali mengarahkan shunseiki pada Allan. "Aku siap, ALLAN-SAN!!!" teriaknya. Ia berlari maju menyerang Allan. Menebas kedua pedang itu maupun bertahan dengan menghadapkan pedangnya ke kiri dan ke kanan. Namun, kali ini ia sedikit menjauh. Ia tahu, jika Allan mengayunkan kedua pedangnya secara bersamaan, matilah ia. Mengingat ia hanya memiliki satu buah pedang. Namun ia tak menyerah, ia terus mencari kelemahan Allan.

"Adakah sesuatu yang bisa kuperbuat...?" tanyanya pada dirinya sendiri sambil terus bertahan.

rinne yang masih mengobrol dengan kazune dan himeta terdiam sejenak. dia mendengar suara logam yang beradu dari kejauhan berkali-kali. dia juga beru menyadari kalau allan dan tamaki sudah tidak ada di sekitarnya. "ehh?? tamaki dan allan mana ya?" tanyanya.

vienne bersorak. "yeeei!! pasti mereka lagi berlatih tanding..dari suaranya..hmm...ada di dekat gerbang tower. ah! itu mereka! ayo kita kesana ya? pliis..." pinta vienne. rienne menghela nafas. "baiklah kita kesana."

sesampainya di sana ternyata sudah terjadi pertarungan sengit antara allan dan tamaki. "eh..ini latihan?" gumamnya. rienne berkata seperti itu karena melihat keduanya bertarung dengan wajah yang serius. "ohoho..inilah latihan seorang word master? kereeen.."kata vienne dengan nada bersemangat. dia sangat mengagumi para sword master.

"*hah...hah...*Kita akhiri... Tamaki-san..." Allan menyarungkan Siegmund.

"Satu serangan terakhir... ayo... Tamaki-san."

"Senjutsu - Ken : Azure Lotus" Allan diselimuti aura biru yang menekan kesegala arah. Dia memakai kuda-kuda yang berbeda dengan Tennen Rishin Ryu miliknya. Kedua tangannya pada pedang, pedang itu disamping kepalanya, dan mengarah lurus kedepan.

"Jangan bertumpu hanya pada pedang, karena pedang adalah bagian dari satu kesatuan seorang Sword Master."

Sakurano turun lagi, mendadak dan tampak tergesa-gesa.

"aaah! Sial! Kunci ruanganku tertinggal!! Temani aku jalan kerumah!" ia kemudian menarik paksa salah seorang yang ada disana dan langsung keluar.


=====
Siapa sukarelawan?? =)) =))

"Baiklah, saya terima. Majulah, Allan-san!!!"

Tama bersiap untuk menerima serangan terakhir dari Allan. Ia hanya diam di tempatnya berdiri dengan tetap mengarahkan pedangnya pada Allan.

Akhirnya Allan tiba dihadapannya. Dengan sekuat tenaga, Tama menahan tekanan aura dari pedang Akai Suzu Allan. Tama menahannya dengan sekuat tenaga, dan berusaha mendorong. Tiba-tiba keluar aura merah dari pedang Shunseiki Tama. Ia kaget, namun tetap berusaha mendorong. "Hhaa!! SHUNSEIKINO AKARYUU!!!" Aura merah itu semakin tebal dan menghasilkan dorongan yg sangat kuat. Allan terhempas sangat jauh. Akai Suzu dan Siegmund terlempar dari tangannya. Pertarungan ini dmenangkan oleh Tamaki.

"Hhah... hhah... Latihan yg sangat menarik Allan-san, lain kali kita berlatih lagi..." Tama menarik nafasnya. Ia pun jatuh dan terbaring, keringat mengucur di wajahnya.

Ia kemudian menyadari keberadaan Rienne. "Ah, Rienne-san... sejak kapan disini...?"

===============
OOT: maaf shei, tpi dari segi kekuatan, Tama yg menang! Untung, angin berhembus... (tak mau kalah) maaf lagi uguu brubah jd tempat bertarung!