[RP] Uguu?

"*hah...hah...hah...*Aku tidak mau mengeluarkan kekuatan lebih dari level ini." Allan menyarungkan kedua pedangnya.

"Kalau lebih jauh lagi, bisa bisa tempat ini... tinggal debu." Dia mengeluarkan Akai Suzu lagi dan mengasahnya.

"Azure Lotus... didasarkan bukan pada kekuatan... tapi keindahan. Kalau serangan yang kudasari dengan kekuatan ditambah kecepatanku 100% kupakai, bisa-bisa... tempat ini hancur... karena... sesuatu yang tidak bisa kuceritakan." tambah Allan.

Allan melihat Rienne yang baru datang.

"Mata merah... Vienne... sepertinya kau benar benar menikmati pertarungan... tidak seperti Rienne."

Setelah menarik nafas panjang, Tama terbangun. Ia mendengar kata-kata Allan. "Kalau itu terjadi, saya pasti sudah mati sekarang Allan-san!" katanya sambil tersenyum. "Anda benar-benar sangat kuat. Saya sedikit iri mendengar jurus tadi tidak dikeluarkan sepenuhnya. Tampaknya saya harus belajar banyak jurus dari anda, Allan-san!"

Kemudian Tama teringat akan jurus yg baru saja ia keluarkan. Aura merah yg keluar tiba-tiba dan jurus yg terucap begitu saja. "Shunseikino Akaryuu... naga merah Shunseiki? Aku mengeluarkannya tanpa kusadari..?" tanyanya dalam hati. Latihan tadi itu ternyata membawa hasil positif baginya. Tidak sia-sia ia mengeluarkan tenaga begitu banyak.

Setelah menyarungkan pedangnya, ia kemudian mendekati Allan, "Terima kasih banyak, Allan-san! Lain kali, latihlah saya lagi ya?" Ia tersenyum puas.

Allan yang menyadari kedatangan Rienne, kemudian memanggilnya dengan 'Vienne' karena mata merahnya. Tama merasa heran. "Mata merah? Vienne? Apa maksudmu Allan-san? Bukankah dia Rienne-san?"

===================
note: "Shunseiki no Akaryuu" artinya ialah "Naga Merah Shunseiki"

Kazune tiba2 muncul di sana. Dia juga merasa kagum dengan pertarungan itu. Maklum, dia tidak mahir menggunakan pedang.
"hei, vie, bagaimana pertarungan tadi?" tanyanya pada vienne.

menyadari kalau tamaki kebingungan dengan vienne, kazune hanya bisa bertanya.
"sepertinya dia sudah menyadari keberadaanmu. Apa yg akan kalian lakukan?"

"Hmm...bukan apa-apa... Tamaki-san, aku hanya meracau saja... fufufu..." Allan cekikikan.

"Yah, sudahlah... heh? Ada apa tiba-tiba ada dua witch disini...?"

vienne melihat pertandingan kedua sword master itu dengan pandangan senang. "kyaaa~ yang tadi keren banget!! tadi juga..banyak aura merah yang dikeluarkan dari pedang kalian. apapun itu, pastilah itu jurus yang keren. kyaa~"soraknya senang.

lalu vienne kembali memasang wajah serius. "yah..memang aku suka melihat pertandingan..apa lagi antara sword master. aku ngefans sama pedangnya" katanya sambil sedikit tersenyum. lalu dia menoleh ke arah allan, "ohoho..kalau aku sih hanya menonton pertarungan kalian saja. tapi aku tidak tahu kalau orang yang ini juga ikut menonton. " kata vienne sambil menunjuk kazune

Sheizan wrote:"Hmm...bukan apa-apa... Tamaki-san, aku hanya meracau saja... fufufu..." Allan cekikikan.

Tama hanya terdiam kebingungan. Ia menyadari ada sesuatu yang disembunyikan Allan, Rienne, dan Kazune. Namun, ia tak terlalu mengambil pusing akan hal ini, karena ia pikir, suatu saat ia pasti akan mengetahuinya.

Ia pun kembali menoleh pada Rienne, "Terima kasih, tadi itu memang pertarungan yang hebat. Tetapi, andai Allan-san memakai seluruh kekuatannya, entah apa yg terjadi nanti pada saya. Allan-san memang jauh lebih kuat dari saya. Ya kan, Allan-san?" Tama menoleh pada Allan yg sedang mengasah Akai Suzunya.

"Allan-san lebih kuat dari mu? dari beberapa segi ya.. tapi dari sisi lain tidak.. kalian punya kelebihan dan kekurangan masing2.. Tama.. kau harus lebih percaya pada dirimu sendiri.. jangan menganggap dirimu lemah.. percayalah pada kemampuan mu sendiri.." sela Keisuke dengan tiba2..

"Tadi itupertarungan yang cukup bagus.. Allan -san belum mengeluarkan kemampuan nya yang sebenar nya.. tapi saya yakin Tama juga begitu.. kalian punya peluang yang sama untuk menang.. karena itu terlalu cepat untuk memutuskan kalau dirimu lebih lemah dari Allan-san." Lanjut Keisuke sambil menghampiri mereka berdua.

"Keisuke-san!" Tama kaget dengan keberadaan Keisuke. Ia tersenyum melihat Keisuke menyuport dirinya. "Terima kasih, Keisuke-san"

Namun, pada pertarungan tadi, Tama merasa sudah mengeluarkan kemampuannya yang sesungguhnya. Sebenarnya ia agak meragukan kata-kata Keisuke. Terlalu cepat memang jika memvonis diri sendiri seperti itu. "Apakah aku bisa lebih kuat daripada diriku yang sekarang?" tanyanya dalam hati sambil melihat ke tangan kanannya.

"Menurut Keisuke-san, bagaimana pertarungan saya tadi?" katanya antusias. "Saya juga ingin sekali melihat Keisuke-san bertarung!"

"Analisa pertarungan tadi ? pertarungan yang cukup bagus. tapi dengan kemampuan mu, seharus nya kamu dapat bertarung lebih baik lagi.." Ujar Keisuke dengan lantang , ia sengaja berkata seperti itu karena tidak mau sahabat nya menanggap dirinya sendiri lebih lemah dari orang lain.

"pertarungan saya? sayang belum ada lawan yang bersedia bertarung dengan saya.. tapi saya akan menolak jika harus bertarung melawan orang yang sudah bertarung terlebih dahulu.. saya tidak mau mengambil keuntungan dari kelelahan lawan yang sudah bertarung terlebih dahulu" Lanjut keisuke yang mengutamakan fair fight.

"Begitu ya?" Tama sedikit kecewa. Ia berharap dapat melihat pertarungan Keisuke.

Lalu Tama segera memakai kembali long coat hijaunya dan memakai penutup mata di mata sebelah kirinya. Tama terlihat seperti bajak laut sekarang. Ia menggenggam erat pedang Shunseiki di tangan kirinya. Ia bertanya pada Keisuke. "Menurut Keisuke-san, apakah akan lebih baik jika saya memakai dua pedang?"

" menggunakan 2 pedang tidak semudah menggunakan 1 pedang , Baik konsentrasi dan kekuatan menyerang mu akan terbagi.. tapi jika bisa mengatasi 2 hal itu , 2 pedang akan menjadi lebih mematikan dalam hal penyerangan.." jawab Keisuke sambil menunjukan Yomotsu Hirasaka & Ashura milik nya .

"saya sudah biasa memakai 2 pedang sejak kecil karena itu saya sudah terbiasa.. tapi jika kau baru akan memulai menggunakan gaya bertarung 2 pedang.. sebaik nya jangan digunakan dalam pertarungan serius." Lanjut nya sambil menepuk pundak tama.

"dari yang saya lihat.. Tama lebih Versatile dengan 1 pedang, Tama juga bisa bertarung dengan baik walau tidak mengandalkan pedang.. saya rasa gaya bertarung tama sekarang ini sangat cocok dengan Tama."

Tama tersenyum, "Begitu... Terima kasih banyak, Keisuke-san! Saya mendapat begitu banyak nasihat dan masukkan hari ini!" serunya.

Tama kembali melihat ke arah Shunseiki miliknya. "Tampaknya kau akan tetap menjadi satu-satunya pedang yang kumiliki, Shunseiki... Aku tak butuh pedang lain, kita akan berjuang bersama!" katanya dalam hati. Entah kenapa hari ini ia begitu banyak tersenyum. (Terima kasih untuk Himeta, Kazune, Rienne, Allan, dan Keisuke^^)

Ia menoleh pada Keisuke, "Saya sangat menantikan untuk bertarung dengan anda, Keisuke-san" Tama tersenyum lagi.

"anda? kita sudah sering berlatih bersama tapi kau masih saja se formal itu? panggil Keisuke saja." ujar Keisuke sambil mendengus .

"hmm.. baik lah.. kita bertarung jika kau sudah dalam kondisi fit lagi.. saat itu , keluarkan seluruh kemampuan mu.." Lanjut nya sambil beralih dan berjalan menjauh.

"Ah, maaf, saya sudah terbiasa berbicara seperti ini sejak kecil, Keisuke-sa, er... Keisuke..." kata Tama sedikit kaku. Baru kali ini ada orang yang menyuruhnya memanggil namanya tanpa embel-embel '-san'.

Melihat Keisuke berjalan, Tama mengikutinya. "Benar, ketika saya sudah fit kembali, kita bertarung!" serunya. Para sword master memang senang bertarung, begitu pun Tama. Ia akan berusaha dengan sebaik-baiknya ketika melawan Keisuke nanti.

Tama pergi dari tempat itu setelah mengucapkan salam pada yang lainnya. Ia ingin mencari udara segar. Ia juga berkeinginan untuk pergi ke toko tua yang pernah ia datangi dulu. Sambil menggenggam erat Shunseiki, Tama berjalan dengan hembusan angin yang semakin mengacak-acakan rambutnya dan melayang-layangkan long coat hijaunya.

=============================================================
OOT: Tama out dulu bentar karena udah dapet satu relasi. Ia akan muncul lagi lain kali^^

Note: Toko tua itu muncul di RP ordinary days ketika Tama sedang mencari teh terenak se-ToTo dan juga pernah muncul di Rienne's omake part 2. Diketahui sebagai toko yang akan ada ketika orang lain membutuhkannya, dan juga sebaliknya, dengan nenek tua sebagai penjaganya.

Allan memperhatikan saja dari tadi pembicaraan berlangsung, akhirnya dia memutuskan.
"Nah, Saiga-san, mau sparing? Sebagai sesama Dual Sword Wielder..."

Allan bangkit berdiri, kedua pedangnya selesai diasah.

"Bagaimana...?"

" menarik juga.. saya sudah lam ingin mencoba kemampuan saya untuk bertarung melawan Allan-san, tapi saya tidak mau mengambil keuntungan.. karena itu sebaik nya Allan-san beristirahat dulu sebelum melawan saya, saya hanya tertarik bertarung dengan adil." Ujar Keisuke sambil menatap Allan .

"Hmm...begitu... baiklah, aku tidak bisa menolak nasihat seperti itu, fuu..."
Allan berjalan kearah Keisuke dan berbisik di telinganya.

"Kalau bisa... sebaiknya tidak kita lakukan didalam kota... terlalu berbahaya kalau Dual Sword Wielder seperti kita mengeluarkan kekuatan besar didalam kota... bahkan Two-hand Sword Wielder saja bisa benar benar menghancurkan kalau serius."

Allan melewati Keisuke dan berjalan pulang.

Hari itupun berakhir dengan tenang, Allan berjalan pulang sambil bernyanyi kecil.

"Ah... aku berharap lain kali akan ada lagi kesempatan seperti tadi... tadi itu menyenangkan sekali... huhuh..."

-------------------------------------------
1. Maaf double post (lagi)
2. mohon lock gpl, sepi.