[RP] Night Festival at Rainbow Bridge

Tsubasa sedikit merinding mendengar perkataan shinobu. Ia jadi khawatir pada karin yg sejak tadi... disudutkan oleh shinobu. Tsubasa kemudian menarik tangan Karin & membawanya beberapa meter dari situ.

"Karin... maaf... maafkan adikku ya...? Ia hanya tidak ingin kehilangan orang lain lagi... jadi.. maaf ya..." Ujar tsubasa sambil memgang tangan karin. "Kau mau memaafkannya kan..??"

Tsubasa membawa Karin ke tempat Shinobu. Ia akhirnya memutuskan untuk mengakui semuanya.

"Shinobu... ng.. begini.. Karin adalah... orang yg kusukai..." ujar tsubasa dengan wajah memerah.

"Ta.. tapi... aku tetap menyayangimu kok... kau adik yg paling kusayangi..." Jelas tsubasa sambil tersenyum pada shinobu.

"Uhk!" Takoyaki itu tampaknya menyangkut di kerongkongan Allan, mendengar kalau Rejaku memesan dua porsi lagi tampaknya membuatnya kaget.

"Egh... kau serius mau dua porsi lagi...? Ah... yang benar saja... perutmu sebesar apa sih...?" tanya Allan, Rejaku membalasnya dengan senyuman, Allan menatapnya gusar.

Dasar kamu... dari dulu selalu saja..." Allan mendekap Rejaku dengan tangan kirinya, lalu mengecup keningnya.

" Oh... begitu!" kata Shinobu sambil melirik karin dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Apa yang merasuki pikiran kakakku? bisa-bisanya suka pada perempuan yang seperti ini

Dengan tatapan manis, Shinobu berkata"wah... aku sangat senang, akhirnya kakak menemukan orang yang disukai"

tapi aku tidak akan membiarkan kalian berhubungan lebih jauh lagi!pikir Shinobu sambil tersenyum

Lokasi : Dekat dengan Allan-Rejaku

Tama--setelah merasa lebih baik--kembali ke festival itu. Sebenarnya dari tadi ia dihinggapi perasaan bersalah karena waktu itu ia telah meninggalkan Himeta. Perasaan itu merasukinya, merayapinya, menusuknya, entah kenapa. Ia tak kuat menahan itu semua.

Akhirnya ia kembali ke festival itu untuk mencari Himeta.

Ia kemudian melihat Allan, bersama Rejaku, kekasihnya. Sebenarnya ia tak ingin mengganggu. Namun di keramaian ini ia hanya menemukan Allan. Dengan terpaksa ia mendekati mereka.

"Permisi... Allan-san... Maaf menggangu, anda lihat Himeta-san?"

To the point, ia benar-benar tak ingin mengganggu mereka saat ini.

________________________


OOT: yay~ ganggu orang pacaran! >,<

"Himeta...? Aku tadi melihatnya... tunggu... tidak... maaf, Tamaki... tadi aku hanya bersama Kazune dan Rienne... terakhir kali bukankah dia makan bersamamu...?" Seingat Allan, terakhir kali dia melihat Himeta adalah saat dia bersama dengan Tamaki.

Allan mengangkat bahu, dia tidak tahu dimana Himeta.

"Euh... sepertinya aku tidak melihat dia... maaf ya, Tamaki-san."

-------------------------------------------------
tadi ampir post nya Rejaku... dateng ni anak... swt
hah? siapa yang gangguin kita berdua pacaran tama?

Tsubasa tersenyum lega mendengar perkataan Shinobu. "Syukurlah kalau kau mengerti...."

Ia pikir shinobu akan marah atau sebagainya. Ia tersenyum pada karin & berharap Karin memiliki perasaan yg sama dengannya. ia menunduk malu.

"Nah.. bagaimana kalau sekarang kita menemani shinobu berkeliling, karin...?? kau tidak keberatan kan..?? Shinobu belum pernah berkeliling di sekitar sini..."

"Kau juga tidak keberatan berkeliling ditemani karin, 'kan shinobu..??" Tanya tsubasa pada Shinobu.
======================================
OOT: lah.. kok jadi panas begini...?? *perang dunia ketiga meletus*

"Ah... Allan!" Rejaku yang dikecup keningnya segera membalasnya dengan kecupan di pipi kiri Allan.

Takoyaki berikutnya datang.

"Kyaa! Sudah datang! Selamat makan!!" Dia lalu makan takoyaki yang baru saja datang dengan lahapnya.

Tama mengangguk. Sepertinya Allan berkata jujur.

Ia kemudian segera meninggalkan pasangan itu berdua, melanjutkan lagi kemesraan mereka. Entahlah, ia tidak mengerti. Ia hanya melanjutkan berjalan saja.

Lalu ia melihat seorang anggota Tokyo Tower, di kejauhan. Ia segera mendekatinya.

"Permisi... Tsubasa-san, apa anda melihat Himeta?"

Seseorang datang & bertanya pada Tsubasa. Tsubasa menoleh & melihat siapa itu.

"ah.. tamaki...? kau sedang disini juga ya..??" Tsubasa senang melihat tamaki datang bergabung dengan mereka. ia berpikir mungkin tamaki bisa menolongnya dari keadaan yg cukup menyulitkan bagi tsubasa ini.

"Himeta-san..?? aku tidak melihatnya.. maaf... Apa kau terpisah darinya...??" Tanya tsubasa pada tamaki.

"..." Allan mengalihkan perhatiannya dari Tamaki pada Rejaku, yang sedang makan, tampak bahagia sekali...

"Kau tahu... yukata itu pas sekali di tubuhmu..." Rejaku menoleh, namun tetap makan. Allan tertawa melihatnya

"A...ahahahaha! Kau harusnya lihat wajahmu, sayang!" Allan mendekapnya lagi, kali ini tidak melepaskannya.

"Aku... nggak mau kehilangan kamu lagi..." ujarnya pelan pada Rejaku.

Tama mengangguk.

"Benar... sepertinya kami terpisah. Ini semua salah saya" serunya lantang. Ah, seharusnya ia tidak meninggalkan Himeta tadi. Ia benar-benar bodoh.

Ia melihat Tsubasa tampaknya sedang kerepotan.

"Ada yang bisa saya bantu, Tsubasa-san?"

"ah..." Tsubasa senang Tamaki tahu kesulitannya. Mungkin Tamaki bisa meringankan kesulitannya.


"ng.. apa kau bisa menolongku menghadapi permasalahan seperti ini...??" Tanya tsubasa sambil menunjuk ke arah shinobu & karin yg kelihatannya cukup...

Ia melihat Karin dan seorang gadis. Ia tidak mengenal gadis itu, dan gadis itu memakai jubah Tokyo Tower. Menandakan ia orang Tokyo Tower juga.

Ia juga merasakan aura-aura tidak enak terpancar dari gadis itu. Tampaknya ia membenci Karin. Ah, ada apa ini?

Ia kembali menoleh pada Tsubasa, "Uhmm... mungkin. Saya usahakan yang terbaik. Lalu, ada apa sebenarnya? Kenapa mereka?"

Rejaku terdiam, dia ingin terus berada dalam pelukan Allan, selamanya merasakan kebahagiaan yang meluap-luap seperti ini.

Sayangnya...

"*deg!* Ugh!" Rejaku memegangi dadanya, tampaknya sakit yang tadi terasa lagi, kali ini tepat di jantungnya.

"Allan... a...*hosh...* aku..."

Kali ini, rasa sakit itu terasa seperti denyut, mereda, lalu kambuh, lalu reda lagi, Rejaku melihat Allan, yang kedua matanya berubah menjadi merah.

"Kau juga, ya...*hosh*?"

tsubasa sedang bercakap-cakap dengan orang lain..........
Shinobu dan karin terdiam, mereka tidak menemukan sesuatu untuk dibicarakan.
Shinobu tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Shinobu sedang berpikir keras tentang cara memisahkan tsubasa dan karin

Aku akan terus menempel kakak agar karin dan kakak tidak bisa berduaan. hehehe...rencaaana yang bagus....tapi cukup sulit juga ya!

"kakak aku lapar" kata shinobu untuk mencari perhatian tsubasa yang beralih pada tama

"ng.. begini..." Tsubasa menggaruk bagian belakang kepalanya. Ia bingung apa ia harus menjelaskan ini pada Tamaki atau tidak.

tapi mungkin ia bisa membantuku

"Ng... ini adikku Shinobu. Ia baru bisa berkeliling disini sekarang... dan.. sepertinya ia merasa cemburu tentang hubunganku & karin..." Tsubasa menjelaskan masalah yg ia hadapi sekarang. "kau bisa bantu...?? Mungkin kau pernah menghadapi permasalahan yg sama denganku sebelumnya..?" Ttanya tsubasa lagi.

Kemudian perhatian tsubasa teralih oleh perkataan adiknya.
"eh.. kau lapar..?? baiklah.. tunggu sebentar.. kau mau makan apa...?" tanya tsubasa pada shinobu.

Allan menatap Rejaku yang berkeringat dan mendesah. Matanya sakit, kedua matanya menjadi merah. Sakit bukan main dirasakannya dari mata kanannya.

"Begitulah *hosh* heheh... jadi kita berdua memang pasangan yang serasi, ya? Paman! Ini uangnya, terimakasih!" Allan lalu memangku Rejaku ke bangku terdekat.

"Kita istirahat disini, ya...?" matanya sakit, dia merasa sangat sesak. Rejaku kelihatannya semakin berkeringat dan semakin sering mendesah, tampaknya sangat kesakitan.

"Rejaku... bertahanlah... kumohon..."

Tama terbengong.

Are? Urusan percintaan lagi? pikirnya. Padahal ia benar-benar sangat clueless akan cinta. Tapi ia tak bisa menolak permintaan dari seorang teman.

Lalu apa yang sebaiknya kulakukan? serunya pada diri sendiri. Tampaknya shinobu--Tsubasa menyebutnya begitu--tidak ingin kakaknya bersama gadis lain. Ia merasa--apa itu namanya? cemburu? Tampaknya ia sudah mulai mengerti sedikit-sedikit.

Dan tiba-tiba Shinobu malah meminta makanan.

"Ano... Shinobu-san..."

Huh... menyebalkan, tadi karin sekarang tama. Semua orang berniat mengambil tsubasa dariku

Shinobu tersenyum terpaksa mendengar jaawaban kakaknya"kak... teruskan saja dulu pembicaraanmu dengan orang ini, perutku bisa menunggu sebentar lagi"

Shinobu tersenyum kepada tama dan berkataPerkenalkan namaku shinobu!

"Heheheh... *hosh* jangan remehkan... *hosh* Forbidden Hunter *hosh* ya...?" Rejaku tersenyum manis, senyuman yang selalu membuat Allan meleleh sejak kecil.

"Kita... *hosh* istirahat *hosh* disini... uh... aaaaah.... aaaaaaaaahhhhh..." tampaknya sakit itu menyerang bagian-bagian lemah Rejaku, membuatnya mendesah kesakitan. Allan juga terengah-engah.

"*hosh*...sepertinya.... *hosh* aaah... aku...*hosh* uuuh...*hosh*... mau tidur *hosh* ... saja... uuh...aaah..." katanya terputus-putus, dia berusaha menahan rasa sakit itu, dan semakin ditahan, semakin menjadi-jadi. Dia lalu pingsan.

Tadinya ia pikir Shinobu akan mengabaikannya. Ternyata ia salah. Gadis itu malah menyapanya. Namun ia masih merasakan aura-aura 'tidak suka' dari Shinobu. Namun, ia malah tersenyum padanya.

"Saya Tamaki... salam kenal!" sapanya dengan tersenyum.

Ia lalu mengambil nafas dalam-dalam.

"Maaf lancang, tetapi kalau ada yang Shinobu-san tidak sukai dari saya, tolong katakan saja!" serunya tanpa terlalu berharap.

"eh..?? tidak apa-apa...?? kau bisa sakit nanti.. ayo kita cari makanan dulu..." ajak tsubasa pada shinobu.

tapi bagaimana yaa..?? aku belum bisa menyelesaikan masalah ini sendiri

"ng.. kau mau ikut bersama kami tamaki...?? mungkin kalau kau ikut, kau bisa bertemu himeta-san..." ajak tsubasa pada tamaki. Mungkin tamaki akan benar-benar bertemu dengan himeta, tapi setidaknya tamaki bisa membantunya beberapa waktu ke depan.

"Benar juga *hosh* kita berdua kan... Forbidden Hunter... *hosh*" Sakit kepala tak tertahankan minum panadol menyerang Allan, membuatnya ngilu di seluruh syaraf tubuhnya.

"Sayang... tidurlah... ada aku... tapi mungkin aku juga akan tidur... sebentar lagi... oke...? Tenang... aku akan selalu menjagamu... sayang..." bersamaan dengan Allan mengakhiri kata-katanya, Rejaku pingsan, Allan mengecup kening Rejaku, dan memeluknya dari samping.

"Heheheh... sayang..."

Tama menoleh pada Tsubasa yang mengajaknya. Ia mengangguk.

"Boleh saja!" serunya.

Ia merasa harus membantu dua orang kakak beradik ini, dan siapa tahu ia bisa menemukan Himeta. Ia juga penasaran dengan aura-aura 'tidak suka' yang dipancarkan Shinobu.

Ia berjalan mengikuti Tsubasa, dkk.

"ah.. terima kasih...!!" Tsubasa sangat bersyukur tamaki mau menolongnya dari keadaan sulit itu.

"nah.. bagaimana kalau kita ke stand itu saja... aku belum pernah mencicipinya.." tsubasa memberi saran sambil menunjuk salah satu kedai ramen yg ada di dekat situ. mereka berjalan ke arah stand yg ditunjuk tsubasa. dengan mengambil sedikit kesempatan, tsubasa kembali menggenggam tangan karin yg ada di sampingnya.

==============================================
OOT: hyaah... tsubasa...??!! anak orang diembat... ehh...