[RP] Ordinary Days in Tokyo Tower

Oot:ayo semuanya! Kita selesaikan ini karena kejar tayang sampai sore!
____________
kazune sudah sadar dan meninggalkan dirinya dan allan. Langsung saja theo kembali ke rumah rienne. "ya sudah lah...kau bawa cewek ini ke rumah sakit aja. Bye!" perintahnya pada allan. Langsung saja dia berlari masuk dan langsung menuju kamar rienne. Namun gadis itu sudah tidur.

Theo berdiri di samping sophie. "terimakasih ya, sudah mau menjaga rienne. Sekarang kau boleh pulang." katanya sambil tersenyum. Namun dia melihat rienne dengan wajah khawatir.

mata sayoki muali bergerak perlahan.
tetapi terasa berat untuk dibuka.

sayoki sulit bernafas, lalu dia berusaha membuka matanya.
dan melihat ia digendong seseorang.
tatapannya disitu buram.

'nii-san.....' sayoki menyebut panggilan kakak kembarnya dulu dengan pelan.
kemudian ia mencoba menggerakan tangannya.
nafasnya tidak beraturan.

"terimakasih ya, sudah mau menjaga rienne. Sekarang kau boleh pulang."

Sophie mengangguk. Hari ini rasanya sangat membingungkan. Banyak sekali yang aneh.

"Haa..." Sophie mendesah pelan. Ia berbalik hendak pulang. Tapi badannya mendadak oleng.

"Oh..."

'Bruk'

Sesaat kemudian Sophie jatuh tertidur.

Allan, ditinggalkan, segera menggotong Sayoki menuju rumah sakit terdekat disitu, dia menampakkan gejala-gejala serangan panas.

"Hei hei... kau... tidak apa-apa...? Bertahanlah! seru Allan, menyemangati Sayoki yang sedang diantara sadar dan tidak.

sayoki yang mendengar suara allan mulai membuka matanya perlahan tapi pelan.
karna tenaganya lemah disaat itu.

dan tiba tiba panas matahari itu menyerang keadaan tubuhnya.
dia kembali menutup matanya lagi.
tapi sayoki tidak mau menyerah, tangannya menutup kuat tiba2.
dan ia pun terbangun.

melihat keberadaannya sekarang (digendong), mata sayoki melebar.
dan tiba tiba disekitar uluh hatinya sakit.

'errgg..', sayoki mengeram kecil.

===================================

oot : punya penyakit maagh kaya sayo nih ==

Lokasi: rumah rienne, tepatnya, kamar rienne

*brugh*

belum lama, saat theo hendak duduk menggantikan sophie, sophie malah jatuh. "oi...sophie?" katanya sambil mendekati sophie. ternyata sophie hanya tertidur. theo membopongnya dan membaringkannya di futon yang sempat digunakan untuk kazune.

lalu theo berjalan ke ruang makan, mencari tamaki. siapa tahu tamaki tahu dimana Leroy sekarang. seingatnya, gadis ini sangat dekat dengan leroy.

Allan cukup lega melihat Sayoki bangun ditengah perjalanan menuju rumah sakit.
"Hei... kau... sudah bangun... syukurlah..." kelihatannya, Allan khawatir dengan keadaan gadis kecil ini.

Sesampainya di rumah sakit, dokter segera memeriksa Sayoki. Allan sendiri menungguinya di luar, berharap gadis kecil itu tidak apa-apa.

Allan sendiri, merasakan kekhawatiran yang... berlebihan, yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya saat melihat Sayoki yang tadi terbaring lemas.

Lokasi : ruang makan

Tama sedang asyik duduk di salah satu kursi di ruang makan. Meminum beberapa gelas air putih. Ia merasa haus, entah kenapa. Ia juga lebih memilih untuk diam disitu daripada sibuk dengan yang lainnya. Entah kenapa ia malas melakukan apa-apa.

"Ah.."

Lalu ia melihat Theo di ruangan yang sama. Ia ingin menyapanya, tapi entah kenapa ia sungguh malas. Ia hanya tersenyum saja pada pria itu.

OOT: shei, sayoki, jangan lupa ya pake tag Lokasi!!
___________________________________
lokasi: rumah rienne, tepatnya di ruang makan

theo melirik ke tamaki. "hei..sudah melihat Leroy belum seharian ini? sophie tidur tuh..." katanya. melihat tamaki yang dari tadi diam saja, lama-lama theo mendekati pemuda itu.

"kenapa kau? diam saja? atau ada masalah? mungkin bisa kubantu?" tanya theo. namun tamaki tetap diam saja. theo makin salah tingkah.

"masalah perempuan? cinta?" tanyanya lagi. dengan sok tahu.

Tama menggeleng pada Theo yang menanyakannya. "Tidak tahu, saya tidak melihatnya sejak tadi... Tapi saya rasa Leroy-san pasti juga sedang tertidur di suatu tempat!" jelasnya sambil meminum kembali air putih dari gelas yang ia pegang.

Kemudian Theo mendekatinya. Pria itu menanyakan tentang... cinta? Ah, sudah cukup Tama mendengar tentang itu. Tapi, ia penasaran juga.

"Theo-san, orang yang sedang jatuh cinta itu... seperti apa?"

Lokasi : rumah sakit ==; (aree ==, sayo juga kaget udah langsung dirumah sakit)

(diperiksa dokter)

sayoki mengeluarkan nafas dengan berat ketika dokter itu menyuntiknya anti biotik.
dia hanya kelelahan, dan penyakit kecilnya kembali menyerang.
tapi itu cuma sementara.

(keluar ruangan)
sayoki berwajah pucat dan masih bertampang datar.
ia berjalan mendekati allan.

dia melihat allan, dengan tampang datar.
"terima kasih, allan-san ", sayoki tersenyum tapi tidak seperti senyum biasanya, ia masih lemas.

dia merogoh kantong kecilnya dan mengeluarkan 5 coklat kecil untuk allan.
"untukmu", tampang sayoki ----> (^_^) *tapi bayangkan tampang seperti ini lagi pucat*

=========================================
oot : kok jadi sering manggil sayoki jadi sayo yaa =="

lokasi: di rumah rienne, tepatnya di ruang makan

theo tertawa kecil sambil duduk di samping tamaki. mereka terlihat seperti ayah dan anak ^^;;

"ho...cinta itu.....sesuatu yang hangat di hatimu ketika kau melihat seorang wanita yang selalu membuatmu merasa..bahagia ketika ada di dekatnya. sehingga kau ingin selalu menjaga wanita itu, seumur hidupmu, dan tidak ingin jauh darinya." jelas theo. namun penjelasan theo ini agak menekankan pada wanita.

siapa lagi kalau bukan himeta?

"kau sudah merasakannya kok" kata theo sambil tersenyum jahil.

lokasi : di ruang makan, di samping Theo

Entah kenapa, tiba-tiba pikiran Tama melayang ke arah Himeta. Ia memang selalu ingin berada di dekatnya, selalu merasa hangat, salah tingkah, dan selalu sebal setiap kali Himeta malah berbicara dengan pria lain dan mengabaikan dirinya. Tapi, ia pikir semua itu wajar-wajar saja. Ah ralat... aneh memang.

Tama heran dengan kata-kata Theo. "Apa maksud Theo-san dengan saya yang pernah merasakannya?" tanyanya.

Ah... Sayoki memberikan coklat pada Allan, tampangnya masih pucat, namun dia tampaknya mencoba ceria. Allan, entah kenapa, salah tingkah saat menerima coklat itu.

"Ah... i... iya... te... terimakasih..." ucapnya terbata-bata, melihat Sayoki yang masih lemas, dia agak ragu untuk meninggalkan Sayoki sendirian.

"Err... aku masih... agak ngeri... melihat kau pucat begini... akan... kutemani sampai kau... err... lebih sehat." ujarnya terbata-bata

OOT: sheii!! tag LOKASI!!! ingat itu! *melirik shei tajam*
_________________________________________
Lokasi: rumah rienne, tepatnya di ruang makan

"ralat..bukan pernah..tetapi sedang merasakan cinta." kata theo dengan senyumnya yang amat jahil. dia melepaskan kacamatanya untuk membersihkannya. (cakep banget!). lalu dia mengenakannya lagi.

"cinta...yah..seperti perasaanku ke vienne saja...aku mencintainya." katanya. pikirannya melayang entah kemana. menyadari dirinya OOT melenceng dari pembicaraan, dia hanya berdehem sambil mengelus spinel yang meloncat ke pangkuannya.

"ah sudahlah! intinya, kau jatuh cunta sama pemilik butik itu, himeta kan?" kata theo ceplas-ceplos. dia tidak suka basa-basi

OOT: si Allan knp tuh? Kok salting gtu??
Sekilas info, Tama nembak Hime di RP butik! >,<v
____________

Tama hanya mengangguk. Ia setengah tidak mengerti maksud Theo. Pria itu juga bilang, ia mencintai Vienne. Siapa itu Vienne? Namanya tampak hampir sama dengan Rienne. Apakah maksudnya itu Rienne?

"Tapi, bukankah Rienne-san sudah memiliki Kazune-san?" tanyanya polos. Oh, tampaknya ia sedikit mengerti tentang cinta.

Tiba-tiba Theo menanyakan, apakah cintanya adalah Himeta, sang pemilik butik? Tama kaget dan wajahnya berubah memerah. Menandakan... iya.

oot : @rin
err... iya... tadi di rumah sakit yah -.-a
@tama
well, expecting something? i'm purely madness in one mind, heart, and soul.

-----------------------------------------------------------------
Lokasi : Depan rumah sakit

Allan dan Sayoki keluar dari rumah sakit, tampaknya Sayoki masih lemas, membuat Allan khawatir.
"Err... Sayoki-san... sepertinya keadaanmu masih agak... err... kurang baik... bagaimana kalau... eh... aku mengantarmu pulang?" tawar Allan pada Sayoki, yang masih pucat. Allan lalu ingat sesuatu dan mengeluarkan sebuah botol berisi cairan bening berwarna hijau.

"Sayoki-san... minumlah ini dulu, oke? Ini Power Juice, dan menambahkan stamina untuk seseorang yang baru saja sembuh... minumlah, terbuat dari ekstrak daging dan madu." jelas Allan sambil tersenyum.

Lokasi: dekat rumah kazune

4 hari semenjak keributan dan kericuhan di rumah rienne, semuanya kembali berjalan normal. hanya saja, rienne tidak muncul semenjak hari itu. jadilah vienne, kepribadian lain dari rienne, berkatifitas seperti biasa. bedanya dengan rienne hanya satu, kalau mata rienne berwarna coklat, matanya vienne merah.

dia berlari kecil menuju sebuah kafe di dekat tower. melewati rumah kazune yang terlihat sepi. suasana sepi itu mengundang niat iseng vienne yang heran dengan kazune yang menghilang semenjak hari itu.

*cklek*

dnegan kunci duplikat milik rienne, vienne membuka pintu rumah kazune. "hal..halo? kazu?"

Kazune tergeletak lemas di lantai dengan darah mengering di sekitarnya. Kazune terbaring tak sadarkan diri selama empat hari.

"aarrgh!" kazune meringis kesakitan, tapi dia tak sadarkan diri. Selama empat hari. Lukanya berdarah lagi, tapi tak sebanyak empat hari yang lalu.

Gelap sekali rumah kazune. Seakan tidak ada kehidupan di rumah itu. Vienne melangkah masuk dengan hati hati dah.... *brugh* kakinya menendang sesuatu yang tidak asing lagi. Kazune yang membusuk terbaring di lantai, dengan lukanya yang parah.

"gya! Mayat hidup! Eh? Masih hidup?" seru vienne. Vienne menyalakan lampu untuk memastikannya. Memang benar, kazune masih hidup namun terkapar tidak berdaya di lantai.

Setelah menggotong kazune ke sofa, rienne yang sudah sadar juga akhirnya muncul dan merawat kazune dengan panik. "kazune? Sadar dong..." pinta rienne.

disaat itu sayoki hanya bisa befikir pendek.

"terima kasih, tapi apa itu merepotkanmu ?", sayoki menatap allan datar dan bersalah, karna seharusnya ia membawa tochi.

dia melihat allan yang memegangi botol berisi cairan hijau itu.
ketika ia melihat itu, sayoki mengingat ayahnya yang dulu pernah memberinya cairan hijau untuk membuat sayoki tidak malas untuk makan (PS : ayah sayoki penyihir)

sayoki mengambilnya hati hati.

"Sayoki-san... minumlah ini dulu, oke? Ini Power Juice, dan menambahkan stamina untuk seseorang yang baru saja sembuh... minumlah, terbuat dari ekstrak daging dan madu."

".....waah hebatnya", sayoki membuka tutup botol itu lalu meminumnya.

(glek glek glek..)

"fuuhhh...."

kemudian sakit diuluh hatinya mereda. pucatnya kini tidak sepucat tadi.
hanya saja lebih cerah.

"terima kasih", sayoki tersenyum senang.

"maaf cuman coklat saja yang bisa kukasih", sayoki membungkukkan badannya. masih dengan tampang poker facenya.

Lokasi: Rumah Kazune, 4 hari setelah kejadian di rumah Rienne.

Malam pun tiba. Kazune sempat merasakan kehadiran Rienne di sisinya tadi. Kini dia sudah sadar sepenuhnya. Dia langsung panik melihat darah yang ada di lantai dan pakaiannya yang berlumuran darah kering. Dia tidak sadar kalau sudah pingsan berhari-hari.

"Kenapa... darah? Berapa lama aku tidak sadarkan diri?" Kazune bergumam sendiri. Dia mencoba bangkit dan berencana untuk mandi serta mengganti pakaiannya. Sayangnya, dia terlalu lemah karena sudah kehabisan banyak darah. Akhirnya dia pasrah dan berbaring lagi. Lalu Kazune menghela nafas panjang.

Tiba-tiba dia teringat Rienne.
"Apa Rienne sudah membaik?" ujarnya sambil setengah melamun.

Lokasi : depan rumah Allan, 4 hari setelah Sayoki pingsan di rumah sakit.

Allan... hari itu, tidak ada kerjaan, baru saja pekerjaannya, membuat senjata baru, selesai. Sebuah Long Sword bernama Snow Moon Blossom, senjata berelemen es. Sebelumnya dia bereksperimen dengan material dan membuat senjata bernama Atlantica, Great Sword berelemen air.

"Huff... selesai juga yang satu ini... nah... tinggal bawa keduanya ke... hmm... ke Kazune?" Allan menyarungkan keduanya, juga Akai Suzu dan Siegmund.

"Hegh... berat juga..."

(4 hari sesudahnya)

lokasi : dekat tokyo tower

(harnonica sounds)
sayoki memainkan harmonicanya. terkadang dia melihat lihat orang yang menarik ia foto.
tetapi sekarang lagi tidak ada mood untuk memfoto.

dia masih memainkan harmonicanya.
(reger sounds)

terkadang ia melihat anak kecil yang menangis dan mengasihnya coklat. disaat itu, ia merasa menginginkan untuk pulang, dan memeluk ayah dan kakak kembarnya.
dan sayoki memainkan harmonicanya lebih keras.

LOKASI: rumah kazune

"hei...aku di sini.." kata rienne sambil mengambil potionnya. kali ini warnanya merah darah. "minumlah ini, kau akan merasa lebih baik" katanya sambil meminumkan potionnya pada kazune.

*glek*glek*

rienne terdiam sejenak. "....astaga! itu salah potion!!!! itu obat buat merubah warna rambut!" seru rienne panik. "eh?????...bagaimana ini??"