[RP] Night Festival at Rainbow Bridge

oot: gawat gw dihajar ene mah

-----------------------------------------------

"Daripada begitu, aku mau pergi saja!" Rejaku lari meninggalkan tempat itu, meninggalkan Allan yang bersama Tamaki dan Sophie.

Tama kaget melihat gadis itu tiba-tiba pergi. Namun ia mengabaikannya.

"Bagaimana Allan-san, Allan-san sedang apa disini?" tanyanya.

Allan melihat Rejaku beranjak pergi.

"Heu... dia tidak bisa dikejar... akan kukejar nanti..." gumamnya sebelum menjawab pertanyaan Tamaki.

"Aku tadi sedang berjalan-jalan dengan dia... tapi dia lari... ya sudahlah... Sekarang sih aku tidak ada kerjaan... cuma melihat-lihat saja."

"Oh, bagaimana kalau Allan-san bersama-sama kami saja?" tawarnya. Ia bilang begitu karena ia merasa sepertinya Himeta masih lama datangnya.

"Ayo, kita berlomba menangkap ikan koi!"

"A...ayo saja..." Allan ikut berjongkok, lalu mengambil salah satu stik kecil. Pelan-pelan dia mengambil koi, namun kertas dari stik itu rusak.

"Wah... rusak... aku jadi ingat dulu saat aku memancing... hihi... keluar ikan yang besaar sekali... ahahaha... sekarang menangkap ikan kecil seperti ini saja sulit." Allan tersenyum sedikit, dia mengambil stik lagi dan mencobanya lagi.

Venus nampaknya agak... bingung, bukan agak lagi, tapi ia memang bingung. Tanpa Mine tanpa penunjuk jalan, tanpa Mine tanpa makanan, tanpa Mine tidak ada belanja.

"Oooh Mine!! Kau di mana?!" ia berteriak di tengah jalanan seperti orang gila, jalannya tidak benar, dan tidak lagi tertarik dengan barang pajangan di pinggir jalan.

Kemudian Venus melihat kerumunan orang... ia memiliki ide untuk bertanya. Ia menarik salah satunya, Kiyokazu Tamaki dari Tokyo Tower, kemudian memberikan rentetan pertanyaan panjang, "Kau lihat anak kecil? Um... yang memakai pakaian bertudung berwarna biru, tingginya segini!" masih dengan mode panik.

Saat sedang pelan-pelan menangkap koi, Tamaki tiba-tiba ditarik oleh seseorang, Allan terdorong jatuh.

"Ah! Tadi hampir saja..." Allan melihat wanita yang tadi menarik Tamaki. Wanita itu menanyakan banyak hal, tampaknya dia panik.

"No...nona... tenang dulu... tolong tenang... ya? Anak kecil itu pasti ditemukan oleh... mungkin anak itu pergi ke stand gulali..."

Oot: syukur deh pas satu post ga bareng. Karena rie belum ada, pake claire dulu deh.

akhirnya setelah menertawakan theo, claire bertemu dengan rejaku yang sedang berlari.
"hei rejaku! Sendirian? Kalau begitu temani aku." claire menahan rejaku dan minta ditemani.

"A...ah, Claire... baiklah..." Rejaku mengangguk dan berjalan disamping Claire, pikirannya masih agak ragu saat Allan tadi mengatakan akan mengenalkan dirinya sebagai kekasihnya, dia takut tidak akan diterima.

"Claire... menurutmu... apa kita akan diterima oleh orang-orang Municipal dan Tokyo Tower...?"

Lagak Venus sudah seperti ibu yang kehilangan anaknya... setelah Allan memberikan saran rasa panik Venus semakin menjadi-jadi.

Ia meremas kerah baju Allan sambil berteriak tidak jelas, "Mine tidak mungkin pergi ke tempat gulali!! Ia tidak suka makanan manis!!"

Kemudian Venus terdiam...

"Ja... jangan-jangan dia kabur karena tidak ingin bersamaku lagi," pikirannya semakin tidak karuan.

Tama kaget saat dirinya ditarik seseorang, ia belum pernah melihat orang tersebut.

"Oh, kalau tak salah tadi ia ke arah sana!" jawabnya sambil menunjuk ke arah utara. "tenanglah, memangnya kenapa? Anda tersesat?" tanyanya secara langsung.

"tergantung bagaimana kita bisa berbaur dengan mereka. Seperti orang tower, mereka menerima kedatanganku tapi mereka juga berhati-hati mendekatiku." jawab claire atas pertanyaan rejaku.

claire melihat pembantu venus benar-benar ada di tempat gulali. Claire langsung menatap rejaku dan menariknya menuju tempat venus. Venus sedang panik dan menarik allan.

"nona venus, mine benar-benar di sana. Ayo kalau mau memastikan, barusan aku melihatnya."

"Begitu yah... berarti karena aku di Municipal..." Rejaku memejamkan matanya, mencoba menenangkan diri. Lalu akhirnya membuat keputusan.

"Oke... apapun yang terjadi... terjadilah... hm?"

Pandangan Venus kini beralih pada Tamaki...

"Ke mana ke arah mana?!" ucapnya kembali berteriak sambil mengguncang-guncangkan bahu Tamaki. "Kau harus menunjukkan jalannya dengan benar!"

Kemudian teriakan itu berhenti sesaat, Venus berada di ambang paniknya ia tidak bisa berpikir dengan jelas. "Haah... haah.. ya, sepertinya aku tersesat, kalau tidak ada Mine aku pasti tersesa!" ucapnya dengan nada yang semakin meninggi.

"nona venus... Sudah kuberitahukan kalau pelayanmu itu ada di sekitar stand gulali? Seperti sedang mencari sesuatu. Mau ku antar? Sebelum nona tersesat juga." claire sekarang menjelaskan pada venus yang tidak panik lagi.

oot:maaf, ol di hp, jd ga bisa panjang2.

Bahu Tama kali ini diguncangkan, ia heran dengan orang ini. "Tenanglah, nona... Tenang..." serunya sambil memegang balik bahu orang itu.

"Mungkin orang yang nona cari berada di stand yang penuh orang itu" jawabnya sambil menunjuk pada sebuah stand di utara yang penuh dengan orang banyak.

Tama lalu memberikan seekor ikan koi yang ia dapat sebagai hadiah untuk gadis itu. "Terimalah, mungkin nona akan merasa tenang jika melihat ikan koi ini..."

Venus masih sibuk... kemudian mendengar suara Claire.

"Claire...! Di mana kau lihat Mine, kenapa tidak kau bawa dia ke sini?!" ia kembali berteriak-teriak panik.

Masih belum bisa percaya kenapa Mine ada di tempat seperti itu.

...

Dan kemudian... sebuah ikan koi. Baiklah Venus agak tercengang dengan kedatangan ikan ini... teriakannya agak berhenti. "Apa ini... ikan?" tanyanya kebingungan, tidak pernah melihat ikan.

____________________________
OOT: Minenya jangan dulu ketemu yaa... =w= biar ngga ada orang ketiga *dihadjar*

Tama sedikit heran,
"Benar ikan... nona tak pernah lihat ikan sebelumnya?" tanyanya.

Venus semakin tercengang, bahkan namanya saja tidak pernah ia dengar.

"Apa... apa itu ikan?" penasaran, Venus menunjuk-nunjuk plastik ikan tersebut dengan ujung jarinya. "Kenapa ia bisa bergerak dalam air? Bagaimana ia bisa bernafas?!" ucapnya sedikit excited dengan binatang air satu itu.

Tama benar-benar merasa heran dengan orang ini, "Tentu saja ia bisa bergerak dalam air karena memiliki sirip. Kemudian ia bisa bernafas karena memiliki insang, alat pernafasan yang berbeda dengan kita manusia"

Ia kemudian melanjutkan penjelasannya, "Ia juga sama seperti kita, mahluk hidup. Namun ia tinggal di air. Ia akan mati bila kita membawanya keluar dari air!" jelasnya.

"Nona sepertinya sangat tertarik ya!" Ia pun tersenyum padanya.

Mendengar penjelasan dari Tamaki membuat Venus agak menjauh dari binatang itu. Ia masih bingung kenapa ikan begini dan begitu.

"A... aku tidak pernah menemukannya di tempat tinggalku dulu," ucapnya kemudian.

Dan soal tertarik, nampaknya Tamaki benar, Venus agaknya tertarik dengan ikan kecil itu. "Apa makanannya?" tanyanya lagi.

Pembicaraan soal ikan ini membuat Venus lupa sejenak dengan Mine. Kebiasaannya.

Tama melihat nona itu menjauh dari ikan koi ini, "Tenang saja, ikan bukanlah mahluk berbahaya. Ia adalah mahluk yang baik!" jelasnya.

"Hmm... makanannya ya?" Ia sedikit berpikir, "Ada makanan khusus untuk mahluk bernama 'koi' ini dan makanan itu tak bisa kita makan. Kira-kira begitulah!" jelasnya.

"Memangnya negeri nona negeri seperti apa? sampai tak ada ikannya?" tanyanya.

"O...oh..." Venus membuat huruf O dengan mulutnya sambil terus memperhatikan ikan tersebut.

"Kurasa ia memang makhluk baik-baik," Venus mendekati ikan itu lagi dan hanya manggut-manggut ketika Tamaki berbicara tentang makanannya.

Hal yang membuatnya kembali fokus pada Tamaki adalah ketika ditanya soal negerinya. "Uhm, negeri seperti apa... pokoknya negeri yang terapung di angkasa, tempat yang dekat dengan langit. Kalau binatang terbang sih ada... tapi yang bisa mengapung di air seperti ini rasanya tidak ada."

Tama mengangguk, "Oh pantas! Wajar saja tak ada ikan!" serunya. Ia juga tertarik pada 'binatang terbang'

"Binatang terbang? Maksud nona burung? Atau berbeda dari burung?" tanyanya.

harapan theo untuk bertemu vienne hilang sudah ketika baru saja dia menyapa ke rienne dan kazune, langsung kazune mengajak rienne pergi menjauhinya.

melihat claire yang datang dan menertawainya, dia sedikit kesal, tapi gemas melihat wajah angkuh claire itu. "he-eh...iya...aku memang tidak bisa bertemu vienne karena rienne masih bersama kazune.." katanya sambil menatap 2 orang itu dari kejauhan.

theo mendekati claire dan mendekatkan wajahnya."kalau begitu, kenapa kau tidak menemaniku saja, nona claire?"katanya sambil tersenyum. niatnya sih menjahili. karena wajah angkuh claire ini membuatnya gemas setengah mati.